Lima warga Palestina, termasuk seorang anak, dilaporkan meninggal dunia akibat malnutrisi imbas blokade yang dilakukan Israel dalam 24 jam terakhir di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin (11/8) melaporkan sebagian besar korban meninggal dunia dalam 3 minggu terakhir akibat kelaparan. Total warga Palestina yang meninggal dunia akibat kelaparan parah mencapai 222 orang, termasuk 101 anak.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan anak-anak di Gaza sekarat akibat kelaparan dan pengeboman.
"Seluruh keluarga, lingkungan, dan generasi sedang dimusnahkan," kata UNRWA dalam keterangannya di media sosial, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (12/8).
"Tidak bertindak dan diam adalah bentuk keterlibatan. Ini saatnya pernyataan berubah menjadi tindakan dan gencatan senjata segera," kata UNRWA lagi.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan tingkat kelaparan dan malnutrisi di Gaza mencapai titik tertinggi yang pernah tercatat. Lebih dari sepertiga penduduknya tidak makan selama berhari-hari dan 500 ribu orang di ambang kelaparan.
WFP mengatakan, Gaza harus dibanjiri dengan bantuan makanan skala besar untuk mencegah bencana lebih lanjut.
Warga Palestina banyak yang tewas akibat menunggu bantuan. Setidaknya ada 46 warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak Senin dini hari, termasuk 6 orang yang mencari bantuan. Dalam salah satu serangan terbaru, Rumah Sakit al-Aqsa melaporkan 4 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel di selatan dan timur Deir el-Balah, Gaza pusat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan tiga warga sipil tewas dan lainnya terluka dalam serangan Israel di pemukiman Zeitoun di selatan Gaza City.
Tak hanya itu, pasukan Israel dan kontraktor AS hampir setiap hari dilaporkan terus membunuh warga Palestina yang putus asa mencari bantuan di titik-titik distribusi yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh AS dan Israel. Salah satu yang tewas adalah seorang anak yang tak bersenjata yang sedang mencari bantuan.
"Dia tidak punya peluru, tidak punya senjata untuk menembak. Apa yang dia lakukan? Apa yang kami lakukan sehingga hal ini terjadi pada kami? Cukuplah dengan kelaparan dan genosida," kata Ismail Qandil, warga Gaza yang anaknya tewas saat sedang mencari makanan.
"Kami sedang dilanda kelaparan. Kami dibantai. Kami tidak bisa bergerak. Kami meminta anak-anak kami untuk membawa makanan, dan mereka membunuh anak-anak kami. Kami bukan anggota perlawanan, dan kami bukan anggota dari gerakan atau apa pun. Kami sedang dihancurkan," katanya lagi.