
Masyarakat yang mendatangi kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dibuat resah oleh para pengemis berkedok sedekah.
Sejumlah pengunjung atau peziarah dimintai uang saat masuk maupun saat keluar area makam. Ada juga pengemis yang meminta sedekah dengan cara mengikuti terus para peziarah.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon menyatakan akan mengambil langkah tegas.
Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Syafrudin Aryono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat lintas dinas dua minggu lalu guna membahas persoalan tersebut.
“Dalam waktu dekat, kami akan membentuk tim ad hoc lintas dinas untuk menertibkan pengemis dan oknum yang meresahkan pengunjung,” ujar Syafrudin kepada kumparan, Sabtu (5/7/2025).

Ia menjelaskan bahwa ada dua fokus utama dalam penanganan ini. Pertama, penertiban dan pembinaan terhadap para pengemis dan pelaku pungutan liar berkedok amal.
Kedua, mendorong pengembangan kawasan wisata religi agar lebih tertib, bersih, dan nyaman.
“Rencana ini akan melibatkan sejumlah instansi teknis seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Sosial, Satpol PP, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan,” jelasnya.
“Setiap instansi akan mengambil langkah konkret sesuai kewenangannya,” tambahnya.
Banyak Pengemis dari Luar Daerah

Dari hasil pemantauannya di lapangan, diketahui bahwa sebagian besar pengemis bukan berasal dari desa tempat makam Sunan Gunung Jati berada. Hal ini membuat pemerintah daerah menyiapkan langkah penertiban yang lebih selektif.
“Banyak pengemis berasal dari luar daerah. Maka dari itu, kami akan melakukan pendataan dan pembinaan secara selektif agar tidak merugikan warga lokal,” kata Syafrudin.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak Keraton Cirebon yang selama ini turut mengelola kawasan makam dari sisi spiritual dan budaya.
“Sudah saatnya kita duduk bersama dengan pihak keraton untuk membenahi kawasan ini secara menyeluruh. Wisata religi ini adalah wajah Kabupaten Cirebon di mata wisatawan,” ujarnya.

Pemkab menargetkan kawasan Makam Sunan Gunung Jati tak hanya menjadi tempat ziarah, tetapi juga berkembang menjadi destinasi wisata religi unggulan yang aman dan tertib.
Penertiban pengemis serta pengembangan fasilitas diharapkan dapat meningkatkan citra wisata Cirebon di tingkat nasional.
“Kalau semua elemen bersatu, pemerintah, masyarakat, dan keraton, saya yakin kita bisa menjadikan Makam Sunan Gunung Jati sebagai ikon wisata religi yang membanggakan,” kata Syafrudin.