Rencana pendirian peternakan babi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mendapat respons keras dari masyarakat hingga tokoh agama. Spanduk-spanduk penolakan juga muncul di sejumlah titik di Kabupaten.
Spanduk dengan tulisan "TOLAK PETERNAKAN BABI DI BUMI JEPARA. ANCAMAN BAGI LINGKUNGAN BAHKAN MENYAKITI UMAT ISLAM," bertebaran di sejumlah jalan protokol.
Berdasarkan hasil penelusuran kumparan, peternakan babi dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun itu rencananya akan didirikan di Desa Jugo dan Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara.
Kedua desa itu terletak 42 kilometer dari pusat kota Jepara dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Kades Blingoh: Banyak Mobil Mondar-mandir
Kepala Desa Blingoh Giyarno mengaku justru mendengar kabar itu dari media dan media sosial. Sebab selama ini tak pernah ada sosialisasi atau pemberitahuan tentang rencana tersebut ke pihak desa atau masyarakat.
"Iya saya memang denger katanya rencananya ada Kecamatan Donorojo, katanya di desa ini. Tapi tidak pernah ada sosialiasi atau omongan apa pun baik itu dari pihak perusahaan atau pemerintah. Justru tahunya dari media itu yang ramai ada fatwa dari MUI Jateng," ujar Giyarno, Senin (4/8).
Namun belakangan ini memang banyak mobil dari luar yang mondar-mandir di desanya, namun ia tidak mengetahui siapa mereka.
Giyarno enggan berspekulasi di mana lokasi peternakan babi itu akan didirikan di desanya. Namun di desa yang dihuni oleh 4.000 KK itu memang tersedia lahan kosong yang cukup luas.
"Infonya itu kan setengahnya ada di Blingoh lalu setengahnya lagi di Jugo, memang di sini banyak lahan karena mayoritas penduduknya petani. Tapi itu lahan milik perorangan," jelas dia.
Namun, jika memang rencana peternakan babi itu benar didirikan di desanya ia menegaskan pasti akan menolak. Ia menyebut, penduduk desanya yang mayoritas menganut agama Islam dengan culture Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat pasti juga akan melakukan hal yang sama.
"Pasti ditolak di sini. Pasti. Di sini banyak ulama tokoh-tokoh agama Islam yang kuat. Kan dikhawatirkan itu kalau benar jadi ya, limbahnya seperti apa, lalu sistem ngangkutnya seperti apa karena jalannya cuma satu ini melewati perkampungan. Belum soal perkara babi itu binatang yang najis," ungkap dia.
Namun ia menegaskan, pihak desa tetap membuka diri dengan investasi-investasi yang lain. Seperti peternakan sapi, kambing atau ayam.
Pengurus NU Desa: Tak Masalah soal Investasi Triliunan
Di sisi lain, keresahan juga meliputi Masfufah warga Desa Blingoh. Masfufah yang merupakan pengurus ranting NU Desa Blingoh khawatir peternakan babi itu akan didirikan di desanya. Ramai-ramai kabar itu juga mendapatkan respons keras dari sesama pengurus Ranting NU.
"Ini di grup WhatsApp juga sudah ramai sekali membahas masalah ini. Semuanya pada menolak lah," ujar Masfufah sambil menunjukkan chat di grup WhatsApp-nya.
Ia menyebut, seluruh kiai-kiai di desanya memberikan penolakan keras terkait rencana ini. Ia tak masalah jika desanya kehilangan investasi dengan nilai triliunan rupiah.