Wahana Musik Indonesia (WAMI) sebagai salah satu Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) di Indonesia kini tengah menuai sorotan soal transparansi. Tak sedikit musisi dan masyarakat mengadakan petisi agar pemerintah mengaudit WAMI.
Melihat polemik yang ada, Kemenkumham pun berencana bakal mengaudit LMKN dan LMK, salah satunya WAMI. Adi Adrian selaku President Director, buka suara.
"Dari 2022 sampai 2024 kami diaudit terus. WAMI tanpa diminta ya kita juga akan diaudit gitu. Kami ada pengurus, anggota, tanggung jawab kami itu dilakukan dan hasilnya itu WTP, wajar tanpa pengecualian," kata Adi di kantornya, Pancoran, Jakarta Selatan.
Oleh sebab itu, Adi tidak khawatir dengan adanya narasi soal WAMI diaudit lagi.
"No problem. Namun semua ada aturan main ya. Kalau satu orang minta audit, satunya lagi minta, yang lain minta, wah. Makanya sebenarnya yang kami submit ke pemerintah, ya tentu transparan, itu utama kami," lanjut Adi Adrian.
Pandangan Miring soal WAMI
Belakangan ini, pendistribusian royalti yang diunggah Ari Lasso di media sosial memunculkan spekulasi miring mengenai kinerja WAMI. Adi Adrian sangat menyayangkan hal ini.
"Seakan-akan kerja keras tim lisensi, tim distribusi, seakan-akan cuma ratusan ribu (yang diterima). Nah, narasi ini sering kita dengar, seakan-akan WAMI itu enggak bisa kerja. Saya enggak paham kenapa ada narasi seperti itu,” ucap Adi Adrian.
Adi juga membeberkan bahwa besaran royalti yang diterima Ari Lasso dalam kurun waktu tujuh bulan, yakni Januari hingga Juli 2025, mencapai puluhan juta rupiah, bukan ratusan ribu seperti yang diunggah Ari Lasso.
“Kami harus klarifikasi, kasih tahu ke masyarakat, jauh dari angka itu. Berpuluh-puluh kali lipat lho, ini enggak fair,” tutur Adi.
“Seakan-akan royalti itu cuma segitu, ditagihnya besar, seakan-akan uangnya dikorupsi,” tutup Adi disambung tawanya.