REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan seluruh stok beras pada akhir tahun merupakan hasil dari pertanian dalam negeri, sebab beras yang sempat diimpor pada akhir tahun 2024 akan segera disalurkan.
“Stok yang umurnya agak tinggi ini akan kami habiskan, sehingga stok di akhir tahun nanti adalah semuanya produksi dalam negeri, tidak ada beras impor,” ucap Amran dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV yang membidangi pertanian di Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Penyaluran stok beras yang usianya sudah nyaris satu tahun tersebut sesuai dengan anjuran Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto. Pengeluaran stok beras yang sudah berusia tua tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas beras yang beredar di masyarakat.
Amran pun memastikan beras stok lama akan tersalurkan pada akhir tahun ini. Dengan demikian, kualitas beras yang disimpan di gudang dapat terjaga.
“Jadi berasnya masih segar,” kata Amran.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah menyiapkan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 1,3 juta ton yang akan disalurkan pada periode Juli–Desember. Penyaluran SPHP tersebut bertujuan untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
“Operasi pasar sekarang sudah mencapai kurang lebih hariannya (menyalurkan SPHP) 6 ribu ton per hari. Sekarang sudah terjadi penurunan harga, dan insyaallah ke depan kami siapkan stok tertinggi, 1,3 juta ton,” ucapnya.
Sebelumnya, Amran menyampaikan dari 1,7 juta ton beras stok lama yang ada, sebanyak 1,5 juta ton akan segera dikeluarkan.
Ia juga meyakini dari 1,7 juta ton stok beras lama, masih ada beberapa yang masih tergolong baik, mengingat sebagian di antaranya merupakan beras impor yang masuk pada Desember tahun lalu, bahkan ada yang tiba hingga Januari.
Amran lebih lanjut menekankan kehati-hatian dalam menyalurkan beras SPHP. Distribusi tidak akan dilakukan di wilayah dengan harga beras yang sudah rendah.
Terkait beras yang kualitasnya tidak layak konsumsi, Amran menegaskan tidak akan menyalurkannya kepada masyarakat. Menurut dia, beras dengan kualitas buruk, baik impor maupun dalam negeri, akan dijual untuk pakan ternak.
sumber : ANTARA