Ajakan itu disampaikan dalam kunjungan resmi ke Istana Presiden RI dan disambut Presiden Prabowo Subianto, Senin (11/8), yang bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Peru.
Dalam kunjungan tersebut, kedua negara juga menyaksikan penandatanganan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang diharapkan memperkuat perdagangan, investasi, serta pertukaran barang dan jasa antara Indonesia dan Peru.
“Kami menegaskan kembali minat Peru menerima investasi Indonesia yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan inklusif. Secara khusus, saya mengundang pengusaha Indonesia untuk menjadi investor di masa depan di pusat-pusat logistik, industri, dan teknologi di wilayah pesisir tengah Peru,” kata Boluarte di Istana Presiden RI, Jakarta.
Ia menyebut sejumlah proyek yang terbuka bagi investor asing, antara lain pelabuhan baru Chancay, pengembangan Pelabuhan Callao, modernisasi Bandara Internasional Jorge Chávez, taman industri, dan zona ekonomi khusus. Menurutnya, infrastruktur ini akan mendukung ambisi Peru menjadi pusat logistik utama di Pasifik Amerika Selatan sekaligus simpul integrasi perdagangan Asia-Pasifik.
Boluarte menekankan, perekonomian Peru telah menunjukkan ketahanan selama hampir tiga dekade terakhir, dengan pertumbuhan rata-rata 4,4% per tahun dalam 20 tahun terakhir, inflasi satu digit, nilai tukar stabil, dan suku bunga terkendali. “Ini mencerminkan ketangguhan kebijakan makroekonomi kami,” ujarnya.
Selain mengajak investor, Boluarte juga mengumumkan rencana Peru memperluas akses produk mereka ke pasar Indonesia. Saat ini, quinoa dan anggur asal Peru sudah masuk, sementara blueberry baru saja mendapat izin masuk.
Peru juga berharap membuka pasar bagi produk lain seperti buah delima. “Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan lembaga terkait yang telah bekerja sama, dan berharap dialog teknis terus berlanjut untuk mempermudah masuknya produk kami,” ujarnya.