Menanti Vonis Penginjil di Semarang atas Kasus Pelecehan Anak

3 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Suasana di PN Semarang, Senin (7/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan

Seorang penginjil di Kota Semarang bernama Adi Suprobo (58) alias Opa Probo menjadi terdakwa kasus pelecehan seksual anak di bawah umur. Korban kejahatan pelaku diduga lebih dari satu orang.

Seharusnya, Adi akan menjalani sidang putusan di PN Semarang pada Senin (11/8) hari ini. Namun majelis hakim memutuskan sidang ditunda esok hari.

"Sidang sudah 15 kali. Ini sidang sebenarnya putusan. Karena belum siap, makanya ditunda besok jam 9 (pagi)," ujar kuasa hukum korban, Edi Prabowo, di PN Semarang, Senin (11/8).

Edi mengatakan, terdakwa mencabuli korban yang saat itu masih berusia 10 tahun pada tahun 2024. Saat ini korban sudah berusia 11 tahun dan duduk di bangku sekolah dasar.

Kasus ini terjadi pada Mei 2024. Saat itu, korban mengadukan pelecehan yang ia alami pada orang tuanya. Ia mengaku sudah dicabuli berkali-kali.

"Jadi, ada peristiwa yang berproses itu memang satu anak. Punya keberanian mengadu ke orang tuanya dan orang tuanya percaya, yang akhirnya berproses ke hukum," jelas Edi.

Kasus itu dilaporkan ke Polrestabes Semarang. Polisi menahan Opa Adi setelah melakukan penyelidikan. Proses hukum pun berjalan hingga sekarang. Peradilan kasus asusila ini digelar tertutup.

Edi membenarkan, terdakwa merupakan seorang tokoh agama dan memiliki sejumlah komunitas keagamaan.

"[Pelaku] Memang tokoh [agama]. Dia itu punya komunitas-komunitas, kelompok ini, kelompok ini. Sebenarnya dia ini masih ada hubungan kekerabatan [dengan satu korban]. Kalau korban lain di luar kerabat," jelas Edi.

Pencabulan itu dilakukan pelaku berkali-kali mulai di rumah korban hingga pasar swalayan. Modusnya yang digunakan adalah ritual doa di rumah korban.

"Modusnya itu ritual seperti itu, ini rumahnya harus dibersihkan. Peristiwanya tidak hanya sekali," ungkap Edi.

Pihaknya berharap majelis hakim dapat memberikan vonis seberat-beratnya kepada pelaku. Bila perlu, vonis yang dijatuhkan lebih berat dari tuntutan jaksa.

"Kemarin tuntutannya 9 tahun penjara. Kami serahkan ke majelis hakim, kami berharap hukuman seberat-beratnya kepada terdakwa," kata Edi.

Kerabat korban yang juga menghadiri sidang merasa geram dengan aksi bejat pelaku. Mereka bahkan menjuluki pelaku dengan sebutan pedofil.

"Beliau itu kami kenal sebagai evangelis atau penginjil. Kami harap pelaku diberikan hukuman setimpal," kata kerabat korban yang enggan disebutkan namanya.

Read Entire Article