Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat pertama se-Pulau Jawa dalam persentase rumah tangga dengan hunian layak dan terjangkau pada 2024. Predikat ini diraih DIY selama 7 tahun berturut-turut sejak 2018.
Data ini dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DIY dalam Data Strategis Statistik Sosial DIY 2025 yang terbit Juli 2025 kemarin.
Persentase hunian layak dan terjangkau di DIY mencapai 86,68 persen, unggul jauh dari Jawa Timur di posisi kedua dengan 73,4 persen, dan Jawa Tengah di urutan ketiga dengan 71,76 persen. Banten berada di posisi keempat (64,94 persen), disusul Jawa Barat (56,25 persen), dan DKI Jakarta di posisi terakhir dengan 39 persen.
Menurut Ketua Tim Statistik Sosial BPS DIY, Agung Wibowo, data ini bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dengan melibatkan 4.020 rumah tangga sebagai sampel. BPS menetapkan dua indikator untuk kategori “terjangkau”.
“Keamanan bermukim dengan proksi berupa bukti kepemilikan tanah bangunan tempat tinggal serta pengeluaran sewa dan cicilan rumah tidak lebih dari 30 persen pengeluaran rumah tangga sebulan,” jelas Agung saat dihubungi Pandangan Jogja, Senin (11/8).
“Untuk rumah tangga yang menghuni milik sendiri maka diasumsikan terjangkau,” tambahnya.
Sementara itu, indikator “hunian layak” mencakup empat kriteria: ketahanan bangunan, kecukupan luas tempat tinggal (≥ 7,2 meter persegi per kapita), akses air minum layak, dan akses sanitasi layak.
“Ketahanan bangunan terdiri dari ketahanan atap, dinding, dan lantai rumah,” kata Agung.
Predikat ini bukan yang pertama bagi DIY. Sejak 2018, provinsi ini konsisten berada di peringkat teratas se-Pulau Jawa untuk kategori hunian layak dan terjangkau.