
Anak dengan autisme sering kali dikaitkan dengan kepekaan sensorik, perilaku yang berulang, hingga kesulitan dalam bersosialisasi. Akan tetapi, tanda-tanda awal autisme juga bisa terlihat dari cara anak berjalan.
Autisme merupakan kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi cara seseorang belajar, berperilaku, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Istilah 'spektrum' digunakan karena setiap anak dengan autisme mempunyai karakteristik, kekuatan, kesulitan, dan kebutuhan yang berbeda sangat variatif.
Banyak anak mulai menunjukkan tanda sejak usia 12–18 bulan, kadang bahkan lebih awal, termasuk lewat keterampilan motorik dan koordinasi. Salah satu yang bisa jadi petunjuk awal autisme adalah 'odd gait' alias pola jalan yang agak unik atau berbeda.
New York Post melansir, penelitian menunjukkan bahwa pergerakan kaki anak bisa jadi petunjuk awal diagnosis autisme, yang ditandai dengan pola gerakan berbeda dengan anak yang tidak memiliki gangguan perkembangan.
Ya Moms, salah satu tanda autisme yang paling umum namun kerap tidak langsung disadari adalah gaya anak berjalan. Menurut Autism Research Institute, berjalan jinjit, misalnya, terutama ketika mereka berjalan dengan ujung kakinya dan tanpa kontak dengan tumit. Hal ini kerap terjadi pada balita yang baru belajar berjalan. Tetapi, bila kebiasaan ini berlanjut hingga melewati usia tiga tahun, maka dapat menjadi salah satu tanda adanya gangguan perkembangan seperti autisme.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan hampir 1 dari 10 anak autis terus-menerus berjalan jinjit. Dua tanda lainnya adalah in-toeing dan out-toeing, yakni ketika satu atau kedua kaki mengarah ke dalam atau ke luar saat berjalan.
Selain itu, penelitian menunjukkan anak dengan autisme juga memiliki gaya berjalan, antara lain:
Ambil langkah yang lebih pendek
Berjalan dengan kaki dibuka lebih lebar
Menjaga kaki mereka tetap di tanah lebih lama pada setiap langkah
Memiliki lebih banyak variasi dalam panjang dan lebar langkah
Berjalan lebih lambat secara keseluruhan
Bergoyang atau menggerakkan tubuh bagian atas lebih banyak saat berjalan
Kenapa Perbedaan Cara Berjalan Bisa Menunjukkan Anak Memiliki Autisme?
Nah, penelitian menunjukkan perbedaan pada perkembangan otak, atau area seperti cerebellum dan basal ganglia yang bertugas mengontrol gerak dan keseimbangan, bisa jadi berkembang secara berbeda pada anak autistik.
Sensitivitas sensorik seperti sentuhan permukaan atau bentuk sepatu tertentu yang membuatnya tidak nyaman, juga bisa menjadi alasan si kecil cenderung menyesuaikan gaya jalan, karena ia coba menghindari atau menyesuaikan diri dengan sensasi yang tidak nyaman.
Kelemahan otot juga mungkin menjadi faktor lain. Anak dengan autisme terkadang memiliki tonus otot yang rendah. Menurut Advanced Therapy Clinic, hal ini bisa memengaruhi kekuatan otot dan pergelangan kaki, yang berpotensi menyebabkan pola berjalan yang tidak biasa.
Deteksi Dini Autisme Lewat Perbedaan Pola Berjalan dengan Basis AI
Deteksi dini autisme sangat krusial buat akses dukungan lebih cepat. Autisme sulit didiagnosis karena karakteristiknya sangat bervariasi dari orang ke orang. Belum ada tes darah, pemindaian otak, atau pemeriksaan medis tunggal yang dapat memastikannya. Itulah sebabnya para ilmuwan beralih ke pola berjalan yang unik sebagai petunjuk awal.
Pola jalan ini juga dianalisis oleh ilmuwan dari Northern Illinois University dan Southern Illinois University Edwardsville lewat sebuah aplikasi berbasis Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan.
Hasil uji coba awalnya cukup menjanjikan, dengan akurasi sekitar 80 persen dalam memprediksi kemungkinan autisme hanya dari video anak berjalan. Sehingga, aplikasi yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan memiliki potensi membantu skrining autisme langsung dari rumah, terutama di daerah-daerah yang kurang punya akses layanan kesehatan.