Stok gula petani yang menumpuk hingga 100 ribu ton tak kunjung terserap pasar. Kondisi ini membuat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turun bakal Danantara dan BUMN pangan ID Food untuk menyerap produksi petani.
Amran mengatakan, pemerintah siap menjadi off-taker agar petani tidak merugi. Menurutnya, persoalan ini sudah dibahas bersama sejumlah pihak, termasuk BPI Danantara, dan disepakati BUMN pangan akan segera bergerak.
"Kami terima laporan itu gula. Kami sudah bahas kemarin, kami sudah bahas dengan Danantara, Pak Rosan akan mengeluarkan atau menyediakan dana untuk membeli gula petani,” ujar Amran saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8).
Ia mengungkapkan, anggaran awal yang disiapkan untuk menyerap gula petani mencapai Rp 1,5 triliun. Dana tersebut diharapkan cukup untuk mengatasi penumpukan sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat petani. “Rencana kita keluarin pertama itu anggaran Rp 1,5 triliun, saya kira cukup,” ucapnya.
Amran menambahkan, pembelian gula nantinya akan dilakukan melalui ID Food sebagai BUMN pangan. “Rencananya kita ID Food,” ungkap dia.
Mentan mengakui stok gula saat ini memang melimpah. Namun tanpa intervensi pemerintah, kondisi itu justru bisa menekan petani dan memperburuk industri gula nasional.
Ketika ditanya kapan langkah penyerapan itu mulai dijalankan, Amran hanya menjawab singkat. “Doakan secepatnya,” kata dia.
Was-was PHK di Pabrik Gula
Sementara itu, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengingatkan penumpukan gula berisiko menggagalkan target swasembada yang tengah dikejar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sekjen APTRI, M Nur Khabsyin, menuturkan gula petani yang tidak laku bisa menghantam ekosistem industri, bahkan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di pabrik gula.
“Bilamana hal ini tidak mendapatkan penyelesaian secepatnya, maka dipastikan akan berdampak tidak tercapainya swasembada gula nasional, pabrik gula berhenti giling, terjadi PHK dan roda ekonomi pada ekosistem gula berhenti,” ujar Nur Khabsyin dalam keterangannya, Kamis (21/8).
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen menambahkan, gula petani kini sudah menumpuk di gudang pabrik hingga 100 ribu ton.
Dia mengaku sempat mendapat janji dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pemerintah tidak akan melakukan impor selama harga di pasar masih terkendali.
"Beberapa kali Menko Pangan sampaikan bahwa di tahun 2025 Pemerintah tidak akan impor 4 komoditas pangan yaitu Beras, Jagung, Garam dan Gula. Kenyataannya terbit izin impor 200.000 ton pada awal tahun 2025 hal ini menjadikan stok gula menjadi berlebih," imbuhnya.