
Spanyol membatalkan kontrak pembelian alutsista dari perusahaan pertahanan Israel, Rafael. Kontrak pembelian yang batal salah satunya 1.680 rudal anti-tank.
Berdasarkan laporan yang diberitakan surat kabar Spanyol, El Pais, kontrak pembelian alutsista itu senilai 287,5 juta euro (setara Rp 5,3 triliun). Alutsista itu akan diproduksi di Spanyol berdasarkan lisensi dari Rafael.
"Pemerintah telah memulai proses pencabutan lisensi dari Israel dan berupaya mengalihkan program pengadaan dengan tujuan mencapai kemandirian dan otonomi teknologi yang lebih besar," kata sumber Kementerian Pertahanan Spanyol, dikutip dari AFP, Rabu (4/6).
Sebelumnya, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengkritik serangan yang dilakukan Israel di Gaza, dan menyatakan mengakui Palestina sebagai negara. Pernyataan itu membuat pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah.

Pada akhir April lalu, Spanyol juga membatalkan kontrak pembelian peluru dari perusahaan Israel lainnya, IMI Systems. Pembatalan dilakukan atas tekanan dari mitra koalisi sayap kiri pemerintah yang sosialis, Partai Sumar. Langkah ini juga dikecam oleh Israel.
Pendiri Sumar yang juga menteri tenaga kerja, Yolanda Diaz, mengatakan saat itu Spanyol tidak dapat terlibat bisnis dengan pemerintah yang melakukan genosida.
"Pemerintah yang membantai warga Palestina," katanya.
Pemerintahan Sanchez menghentikan transaksi senjata dengan Israel sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Namun berdasarkan lembaga think thank spesialis keamanan dan pertahanan, Centre Delas, pemerintah telah memberikan 46 kontrak senilai lebih dari 1 miliar euro (setara Rp 18,5 T) untuk perusahaan-perusahaan Israel. Informasi itu didapat dari data yang dipublikasikan platform tender publik.