Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat kembali dilakukan pemugaran dan penelitian.
Pemugaran dan penelitian situs prasejarah itu melibatkan para peneliti ahli yang dipimpin arkeolog asal Universitas Indonesia, Ali Akbar.
Proses penelitian situs prasejarah yang kali pertama ditemukan oleh seorang arkeolog asal Belanda pada 1890 itu dimulai kembali sejak Sabtu (2/8) kemarin dengan observasi struktur bebatuan.
"Tim terdiri dari belasan ahli, di hari kemarin tim fokus pada pengamatan dan observasi di area situs. Untuk menentukan dasar titik mana saja yang harus diteliti lebih lanjut atau dilakukan ekskavasi," kata Ali saat dihubungi kumparan, Minggu (3/8).
Ali menyebutkan, seluruh tim akan bekerja all out dalam proses penelitian ini untuk mengungkap misteri situs pundan berundak khas megalitikum itu.
"Tim ahli yang berjumlah 100 orang ditambah dengan warga sekitar akan melakukan ekskavasi sekaligus menggunakan alat canggih untuk memastikan struktur bangunan di bawah tanah," jelasnya.
Dalam penelitian sebelumnya, kata Ali, tim sempat menemukan adanya bebatuan di dasar tanah yang menyerupai struktur bangunan.
"Sebab itu, selain pelibatan peneliti ahli, alat-alat canggih akan kita gunakan. Sehingga nantinya bisa digambarkan secara gamblang struktur utuh Gunung Padang dan mengungkap misterinya," ujarnya.
Untuk tahap awal, lanjut Ali, tim akan mendalami pilar-pilar yang diduga merupakan pondasi dari struktur utama situs ini. Sekaligus mengungkap apakah ada bangunan lain di bawah permukaan tanah.
Ali menambahkan, selama proses penelitian, kunjungan wisatawan ke situs Gunung Padang tetap dibuka sehingga pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pemugaran, dan penelitian serta ekskavasi.
"Kunjungan wisatawan tetap dibuka. Karena penelitian hanya di area tertentu. Di beberapa momen kami juga izinkan wisatawan lihat langsung prosesnya," kata Ali.