SPBE dan Warisan Birokrasi yang Terlalu Tangguh untuk Diubah (TTuD)

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Elderly-person-is-serving-boot-service-his-own-personal-workshop (Ilustrasi)/Image by fxquadro on Freepik

Pemerintah Indonesia tengah gencar mendorong transformasi digital birokrasi melalui kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Regulasi seperti Perpres No. 95 Tahun 2018 dan Arsitektur SPBE Nasional menunjukkan semangatnya secara jelas, yaitu menjadikan birokrasi lebih efisien, terintegrasi, dan responsif terhadap kebutuhan publik. Tapi pertanyaannya, apakah teknologi cukup untuk mengubah cara kerja birokrasi?

Di atas kertas, SPBE menjanjikan banyak hal, misalnya interoperabilitas data, pelayanan satu pintu, sistem pengukuran kinerja elektronik, hingga integrasi lintas sektor. Namun dalam praktiknya, banyak inovasi SPBE justru terserap ke dalam pola kerja birokrasi lama. Aplikasi dibuat tanpa integrasi, e-kinerja diukur berdasarkan presensi, dan dashboard digital tetap bergantung pada input manual.

Masalah utamanya bukan pada teknologinya, tetapi pada struktur birokrasi yang terlalu tangguh untuk diubah. Struktur ini merupakan enduring structure--pola relasi kekuasaan, norma kerja, dan logika prosedural yang sudah lama terbentuk dan tetap bekerja meskipun ada kebijakan baru.

Contohnya jelas dalam sistem insentif. Tunjangan kinerja yang dimaksudkan untuk mendorong meritokrasi, pada kenyataannya hanya bergeser menjadi tambahan penghasilan berbasis absensi. Reformasi berbasis data pun seringkali hanya mengganti formulir fisik menjadi digital, tanpa mengubah logika kerja hierarkis dan sektoral.

SPBE bukan sekadar soal aplikasi. Ia membutuhkan perubahan dalam cara berpikir birokrasi, dari budaya dokumentatif ke budaya kolaboratif; dari logika asal selamat ke logika akuntabilitas berbasis hasil. Sayangnya, warisan birokrasi Weberian yang menekankan stabilitas, kepatuhan, dan kontrol vertikal masih sangat kuat. Bahkan ketika sistem digital diperkenalkan, yang berubah hanya tampilannya—bukan cara bekerjanya.

Maka tak heran jika SPBE kerap berakhir sebagai etalase reformasi. Ia tampak maju di permukaan, namun tidak cukup mengguncang struktur dalam. Kita sedang berhadapan dengan transformasi yang bersifat teknologis, tapi bukan transformatif.

Pertanyaannya kini, beranikah kita mengubah bukan hanya perangkat lunaknya, tetapi juga cara kita memandang dan mempraktikkan birokrasi?

Read Entire Article