Mortir sepanjang 1 meter yang ditemukan di Kabupaten Sleman akhirnya berhasil dimusnahkan atau didisposal.
Mortir diduga peninggalan era Agresi Militer Belanda II itu dimusnahkan di bawah lembah di Dusun Besalen, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (12/8).
Ini adalah upaya disposal kedua, setelah kemarin petugas tak mampu mendisposal peninggalan perang ini.
Dansat Brimob Polda DIY, Kombes Pol Edi Sinulingga, mengakui kesulitan dalam memusnahkan bom seberat 400 kilogram ini. Sebab, ini adalah kali pertama Satuan Brimob Polda Yogya memusnahkan amunisi sebesar itu.
"Jujur saja, Satbrimob Polda Yogya itu baru kali ini melakukan disposal, menerima laporan dari masyarakat temuan bom seberat ini. Sehingga memang, satu, kita nggak punya perlengkapan. Ini kebetulan, saya manggil pasukan (Brimob) dari Jakarta. Ini operator Jibom dia bawa alatnya untuk mendisposal sebenarnya. Cuman, kami coba tadi berhasil. Ini kami datangkan dari Jakarta untuk memastikan prosesnya berjalan lancar," kata Edi, Selasa (12/8).
"Berhasil, sudah berhasil diledakkan, semua sudah kita amankan, sudah steril," terangnya.
Edi mengatakan ini adalah mortir terbesar yang ditemukan di DIY. Sebelumnya, polisi hanya menemukan sejumlah peninggalan seperti granat hingga bom berukuran kecil.
"Biasanya temuan kami di 2024-2025 itu granat nanas, manggis, kemudian bom-bom militer kecil. Itu penanganannya gampang. Tapi kalau ini penanganannya khusus," katanya.
Membawa bom dari lokasi kejadian ke tempat pemusnahan juga bukan perkara mudah.
"Itu mempertaruhkan nyawa. Karena dia diangkat manual. Tapi memang karena kita harus memastikan masyarakat aman, kita mengambil resiko itu," jelasnya.
Efek Ledakan, Ada Genteng-Kaca Pecah
Polisi membawa bom mortir itu ke sebuah lokasi di Cangkringan, yang menurut pertimbangan mereka tempat aman untuk meledakkan amunisi tersebut.
"Cukup steril, aman, efeknya memang efek ledakan. Efek ledakan itu getaran. Getarannya yang membuat beberapa rumah genteng pecah dan kaca. Selebihnya kita pastikan steril," katanya.
Sebelum disposal, polisi telah berkoordinasi dan mensosialisasikan rencana disposal ini ke masyarakat. Masyarakat setuju.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Raden Haris Martapa, mengatakan ada delapan rumah warga yang terdampak seperti genteng dan kaca jendela pecah.
Pihaknya akan membetulkan rumah warga yang terdampak ini.
"Memang ada kerusakan kecil-kecil. Ada yang gentengnya dua (pecah), yang kacanya pecah kecil itu. Ada galvalum satu, ini sedang diidentifikasi, hari ini kita targetkan langsung kita dandani, kita perbaiki," kata Haris.