Kanker serviks masih menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan, terutama di negara berkembang. Menurut data dari World Health Organization (WHO), setiap tahun diperkirakan lebih dari 300.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks di seluruh dunia, dengan lebih dari 85% kasus kematian terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara dalam hal jumlah kasus dan kematian.
Tingginya angka kematian ini sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan diagnosis, di mana penderita baru mengetahui kondisi mereka setelah kanker berada pada stadium lanjut.
“Karenanya penting untuk melakukan deteksi dini rutin melalui pemeriksaan pap smear. Karena semakin cepat terdeteksi, peluang kesembuhan pasien juga semakin besar,“ jelas dr. Nila Kurniasari, Sp.P.A., Subsp. H.L.E. (K) dalam sesi penyuluhan oleh Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) di Puskesmas Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, belum lama ini.
Dosen Patologi Anatomik FK Unair itu melanjutkan, pap smear merupakan metode skrining sederhana namun efektif untuk mendeteksi adanya perubahan sel-sel pada leher rahim atau yang biasa dikenal dengan nama serviks, yang dapat berpotensi menjadi kanker dalam 10-15 tahun kemudian.
Menurutnya, pemeriksaan pap smear secara rutin setiap tahun memiliki manfaat yang sangat besar dalam upaya pencegahan kanker serviks. Pemeriksaan ini memungkinkan tindakan medis yang cepat dan tepat, sehingga meningkatkan peluang penyembuhan dan menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.
Selain itu, pap smear juga membantu mengidentifikasi infeksi atau kondisi lain pada serviks yang mungkin memerlukan penanganan lebih lanjut.
“Oleh karena itu, pemeriksaan rutin setiap tahun sangat dianjurkan, terutama bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan langkah preventif terhadap penyakit mematikan ini,” tambahnya.
Penyuluhan itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker serviks. Selain penyuluhan, diselenggarakan pula kegiatan pemeriksaan pap smear secara gratis.
Kegiatan tersebut merupakan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) sebagai bentuk kerja sama Tim Patologi Anatomik FK Unair yang terdiri dari dokter spesialis patologi anatomi dan PPDS Patologi Anatomik dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomik (PDS PA) Cabang Surabaya dan tenaga kesehatan puskesmas Ngariboyo.
Melalui kegiatan ini, FK Unair menegaskan komitmennya untuk terus menjembatani ilmu dan pelayanan kepada masyarakat, terutama dalam hal edukasi dan deteksi dini penyakit berisiko tinggi seperti kanker serviks.
"Kegiatan kami diikuti oleh 95 ibu dan kader di wilayah Puskesmas Ngariboyo dan sekitar 70 ibu menjalani pemeriksaan pap smear. Hasil pemeriksaan akan dianalisis oleh tim Patologi Anatomik FK Unair dan selanjutnya akan dikomunikasikan kepada peserta melalui Puskesmas Ngariboyo," kata Ketua Pengmas, Alphania Rahniayu, dr., Sp.P.A. Subsp. D.H.B. (K).
Ia berharap, kegiatan ini dapat mendorong perempuan untuk lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi mereka.
“Kanker serviks dapat dicegah dan ditangani sejak dini apabila terdeteksi melalui pemeriksaan rutin seperti pap smear," tuturnya.
Sementara itu Dr. Etty Hary Kusumastuti, dr., Sp.P.A., Subsp. S.P. (K), sebagai perwakilan dari PDS PA, menyampaikan bahwa PDS PA mendukung penuh kegiatan-kegiatan seperti ini.