REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengutuk keputusan Israel memperluas operasi militernya di Jalur Gaza dengan maksud menguasai wilayah tersebut. Saudi menegaskan, Israel melakukan pembersihan etnis terhadap warga Palestina.
"Kabinet dengan tegas dan keras mengutuk keputusan pendudukan Israel untuk menduduki Jalur Gaza serta mengutuk kegigihannya dalam melakukan kejahatan kelaparan, praktik brutal, dan pembersihan etnis terhadap saudara-saudara Palestina,” kata Kabinet Arab Saudi, Selasa (12/8/2025), dilaporkan Saudi Press Agency.
Kabinet Saudi pun mengkritik komunitas internasional karena tak mampu menghentikan tindakan Israel. "Ketidakmampuan komunitas internasional dan Dewan Keamanan yang berkelanjutan untuk menghentikan serangan dan pelanggaran ini merusak dasar sistem internasional serta legitimasi internasional, mengancam perdamaian dan keamanan regional dan global, serta meramalkan konsekuensi serius yang dapat mendorong genosida dan pengungsian paksa," katanya.
Pekan lalu, Israel menyetujui rencana untuk merebut Kota Gaza. Meski ditentang komunitas internasional, terutama dunia Arab dan Islam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap mempertahankan rencananya menguasai Kota Gaza. "Israel tidak punya pilihan selain menyelesaikan pekerjaan dan menuntaskan kekalahan Hamas," ujar Netanyahu, Ahad (10/8/2025) lalu.
"Kami memiliki sekitar 70 hingga 75 persen wilayah Gaza di bawah kendali Israel, kendali militer. Tapi kami masih punya dua benteng tersisa, oke? Ini adalah Kota Gaza dan kamp-kamp pusat di Al Mawasi," tambah Netanyahu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi salah satu pemimpin dunia yang secara vokal menentang rencana Israel menguasai Kota Gaza. "(Rencana menguasai Kota Gaza) adalah bencana dengan tingkat keseriusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan langkah cepat menuju perang permanen," kata Macron mengomentari rencana Israel, Senin (11/8/2025).
Dia mengingatkan, jika rencana tersebut dieksekusi, rakyat Palestina di Gaza, termasuk warga Israel yang masih ditahan Hamas, akan menjadi korban utama. "Perang ini harus diakhiri sekarang dengan gencatan senjata permanen," ujarnya.
Menurut Macron, pembentukan misi stabilisasi yang diamanatkan PBB untuk mengamankan Jalur Gaza penting dilakukan. "Dewan Keamanan (PBB) sekarang harus bekerja untuk membentuk misi ini dan memberinya mandat," ucapnya.
"Saya telah meminta tim saya untuk segera mengerjakan ini bersama mitra kami," tambah Macron.
sumber : Reuters