Dari sekian banyak peserta yang hadir, salah satu unit Daihatsu Taruna tahun 2002 milik Jarmukti, member Daihatsu Taruna Club (DTC), berhasil mencuri perhatian berkat konsep ubahan bertema Alto yang membuatnya tampil gagah dan berkarakter.
Yudi selaku perwakilan dari DTC menjelaskan bahwa modifikasi yang ia rombak tidak setengah-setengah. Ada beberapa bagian yang dimodifikasi sehingga membuat Daihatsu Taruna ini bikin pangling.
“Konsepnya Alto. Kita peninggian di kaki-kaki sekitar 6 cm, pelek dan ban ganti semua. Mesin juga sudah upgrade, termasuk pengapian. Jadi mobil ini enak dibawa di aspal maupun dibawa ke gunung,” ujar Yudi kepada kumparan saat ditemui di Cirebon, Minggu (10/8/2025).
Selain kaki-kaki yang kini lebih siap menaklukkan berbagai medan berkat suspensi yang di-upgrade menggunakan shock Monroe besutan Amerika Serikat, eksterior Taruna ini juga tampil segar berkat cat baru.
Awalnya, Yudi bilang kelir asli mobil ini berwarna biru-silver sesuai STNK. Namun, kini dibalut warna oranye yang membuat tampilannya jauh lebih mencolok di tengah keramaian.
Masuk ke kabin, Yudi tak kalah serius memperhatikan detail. Interior sudah mendapat peremajaan total mulai dari jok kulit baru, penambahan audio, hingga TV untuk menunjang kenyamanan saat perjalanan jauh.
“Daleman sudah rapi semua, jadi nggak cuma enak dilihat dari luar, tapi juga nyaman dipakai,” tegasnya.
Meski berusia lebih dari dua dekade, pemiliknya tetap setia dengan Daihatsu Taruna. Baginya, mobil ini punya daya tarik tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh mobil-mobil baru.
“Kalau mobil baru itu kelihatannya terlalu enggak ada yang harus diubah. Kalau mobil lama seperti Taruna, kita bisa menyalurkan hobi modifikasi. Mobil ini juga dipakai untuk semi-semi off-road, camping ke gunung, tapi di jalan aspal tetap nyaman,” ujarnya.
Soal performa, Taruna bermesin Fuel Injection ini masih sanggup bersaing. Konsumsi bahan bakarnya berada di kisaran 1:10 hingga 1:12, yang masih aman dipakai harian.
Tidak hanya performa yang jadi keunggulan, biaya kepemilikan Taruna pun terbilang ramah di kantong. Pajak tahunannya hanya sekitar Rp1,2 juta, dan suku cadang original Daihatsu masih mudah ditemukan.
“Kalau pakai spare parts ori, mau dibawa ke luar Jawa pun nggak masalah. Spare parts banyak, dan kalaupun ada kendala di jalan, komunitas Taruna siap membantu,” pungkasnya.
Harga pasaran Taruna modifikasi seperti milik Karmuji di kisaran Rp 70 juta sampai Rp 75 juta, sedangkan unit standar umumnya dijual Rp 45juta hingga Rp 50 juta, tergantung tahun produksi. Meski begitu, menurut Yudi, nilai utama dari Taruna bukan hanya soal harga jual, melainkan rasa memiliki dan kebersamaan yang terbangun di komunitas.
Daihatsu Taruna Club sendiri memiliki sekitar 6.000 anggota yang tersebar di lebih dari 30 chapter di seluruh Indonesia. Solidaritas antar anggota menjadi salah satu ciri khas komunitas ini.
“Kalau ada anggota yang trouble di jalan, misalnya aki tekor atau ada masalah teknis, teman-teman komunitas langsung gerak cepat untuk membantu. Itu yang bikin kita merasa seperti keluarga,” ujar Yudi.
Bagi Yudi, Taruna adalah mobil yang masuk ke semua segmen. Harganya terjangkau, perawatannya mudah, dan tampilannya tak ketinggalan zaman.