Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Free Palestina Network (FPN) membentangkan spanduk dalam aksi bela Palestina di depan Kedutaan Besar Mesir, Jakarta, Sabtu (2/8/2025). Mereka menuntut pemerintah Mesir untuk membuka pintu gerbang perbatasan Mesir-Palestina di Rafah sebagai akses utama pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Australia, Jerman, Italia, Selandia Baru, dan Inggris menolak dengan tegas rencana Israel menduduki Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
Para menteri luar negeri (Menlu) kelima negara itu menyebut operasi militer Israel itu akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah, membahayakan nyawa para sandera, serta meningkatkan risiko pengungsian massal warga sipil.
"Rencana itu berpotensi melanggar hukum humaniter internasional dan menegaskan setiap upaya aneksasi atau perluasan permukiman melanggar hukum internasional," ujar para menlu dalam pernyataan bersama, Sabtu (9/8/2025).
Para menlu menyerukan gencatan senjata segera dan permanen yang memungkinkan pemberian bantuan kemanusiaan besar-besaran, cepat, dan tanpa hambatan, mengingat skenario terburuk berupa kelaparan kini tengah terjadi di Gaza.
Mereka juga menegaskan komitmen terhadap pelaksanaan solusi dua negara yang disepakati melalui negosiasi, yang mencakup demiliterisasi total Hamas dan pengecualian penuh kelompok itu dari bentuk pemerintahan apa pun di Jalur Gaza.
Sebelumnya pada Jumat pagi, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana sang pemimpin, Benjamin Netanyahu, untuk sepenuhnya menguasai Kota Gaza. Rencana itu menuai kecaman dari banyak negara di dunia.
sumber : Antara