Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, mendesak Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak untuk memberikan perhatian khusus pada kasus tewasnya Prada Lucky Namo (23), prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT.
Prada Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya. Ia meninggal usai dirawat intensif selama 4 hari di ICU RSUD Aeramo.
Dave menilai, kasus ini harus ditangani sampai tuntas dan transparan.
“Kami mendesak agar proses investigasi oleh Polisi Militer Angkatan Darat dilakukan secara transparan, objektif, dan menyeluruh. Tidak boleh ada ruang bagi praktik kekerasan dalam lingkungan militer, terlebih terhadap prajurit muda yang baru saja mengabdi,” ucapnya dalam keterangan, Sabtu (9/8).
Ia juga meminta, agar Panglima TNI dan KSAD memprioritaskan reformasi internal agar kejadian serupa tak terjadi.
“Kami juga meminta agar Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat memberikan perhatian khusus terhadap pembinaan mental dan budaya satuan, agar tidak terjadi lagi pola relasi senior-junior yang berujung pada kekerasan,” ucap Dave.
“Reformasi internal harus menjadi prioritas, demi menjaga marwah institusi dan keselamatan seluruh prajurit,” tambahnya.
Dave menegaskan bahwa Komisi I akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Komisi I DPR RI akan terus mengawal proses ini, termasuk melalui mekanisme pengawasan dan komunikasi intensif dengan pihak TNI,” ucap Dave.
“Keadilan bagi Prada Lucky adalah keadilan bagi seluruh prajurit muda Indonesia. Kami tidak akan membiarkan kasus ini berlalu tanpa pertanggungjawaban yang jelas,” tandasnya.
Sementara, Denpom Ende yang menangani kasus ini telah menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah empat senior Prada Lucky di tempat tugasnya, yakni Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR.
Masih ada 16 orang yang akan diperiksa. TNI AD tak menutup kemungkinan adanya tersangka baru.