Mantan Mendag, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong mengaku terkejut saat pertama kali mendapat kabar dirinya mendapatkan abolisi dari Presiden Prabowo Subianto di kasus dugaan korupsi importasi gula. Tom awalnya mengira bahwa abolisi merujuk pada praktik perbudakan.
Kisah itu ia sampaikan saat berbincang bersama Anies Baswedan di YouTube milik Anies pada Kamis (7/8). kumparan telah mendapat izin untuk mengutip cerita itu sebagai bahan pemberitaan.
Hari itu, Jumat (31/7) Tom merasa begitu mengantuk. Selepas maghrib, ia memutuskan untuk tidur.
“Entah kenapa malam itu saya lagi ngantuk banget, habis maghrib. Di sel, kan saya tidur. Saya tidur seringkali pake earplugs, tutup telinga terus pake eye mask. Supaya nggak berisik,” jelas Tom dalam video itu.
“Jadi, saya tidur sekitar jam setengah 7, terus teman-teman tahanan pada gebrak-gebrak pintu, saya nggak terbangunkan. Sekitar jam 8, jam 9 gitu. Terus akhirnya gebrak-gebrak, akhirnya saya terbangunkan kan. Masih ngantuk lah ya kan,” tambah Tom.
Saat ia terbangun dan membukakan pintu untuk teman-temannya di dalam sel, mereka memberitahukan kabar bahwa Tom mendapatkan abolisi.
“Abolisi? Abolisi itu bukannya perbudakan ya?” ucap Tom.
Anies pun menjelaskan soal istilah abolisi yang punya sejarah penting di Amerika Serikat (AS). Kala itu, AS bertujuan untuk menghapuskan perbudakan lewat Amandemen UU AS ke-13 yang diratifikasi tahun 1865.
Proses ini panjang dan bersejarah, bahkan menyebabkan perang saudara di AS. Sebab, sejumlah negara bagian menolak abolisi dan memisahkan diri lalu membentuk negara konfederasi.
“Jadi, abolisionis itu adalah label yang diberikan kepada orang-orang yang memperjuangkan penghapusan perbudakan, jadi abolition itu adalah gerakan penghapusan perbudakan,” ucap Anies.
“Tom tuh nggak tahu artinya abolisi itu apa, secara konstitusi kita. Tahunya abolisi itu soal perbudakan,” tambahnya.
Tom pun kebingungan saat pertama kali mendengar kabar itu dari teman-temannya di dalam sel.
“Emangnya ada yang kena human trafficking gitu ya? Perbudakan manusia?” ucap Tom.
“Tapi, di antara 7-8 orang itu, ada satu yang diutus sama pengurus lapas, eselon 4, ‘Pak Tom dipanggil oleh bapak’. Oke baik, saya ganti pakaian dulu, cuci muka sebentar biar rapi. Saya ke kantor daripada si pengurus. Di situ, di ruangannya ada TV, terus baru dia jelasin,” tambah Tom.
Usai Tom melihat berita di TV, Tom baru mengerti bahwa abolisi berarti ia dibebaskan dari semua hukuman karena perbuatannya dianggap tidak pernah ada.
&ld...