Presiden RI Prabowo Subianto meluncurkan sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Hal ini dilakukan demi memastikan bantuan pemerintah sampai ke pihak yang benar-benar membutuhkan.
“Dalam 10 bulan terakhir, saya bersama Kabinet Merah Putih berupaya memerangi kemiskinan dengan pendekatan holistik, pendekatan menyeluruh. Kami ingin angka kemiskinan ekstrem segera turun ke 0 persen dalam tempo sesingkat-singkatnya. Karena itu, untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia kami telah membentuk sistem data tunggal sosial ekonomi nasional DTSEN,” kata Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR DPR RI di Kompleks Parlemen, Jumat (15/8).
Sistem ini dirancang menjadi acuan bagi seluruh program pengentasan kemiskinan. Data yang terintegrasi memungkinkan pemerintah memetakan warga yang berhak menerima bantuan, sekaligus menutup peluang kebocoran manfaat kepada pihak yang tidak layak.
“DTSEN menjadi pegangan kita. Kami pastikan program-program pemerintah untuk masyarakat miskin tepat sasaran. Dengan DTSEN kamu menjaring siapa yang berhak menerima manfaat,” ujarnya.
Prabowo mengungkap, laporan yang diterimanya sebelum ada DTSEN menunjukkan masih banyak warga mampu yang menerima subsidi. Sementara warga miskin justru terlewat.
Dengan DTSEN, Prabowo berharap distribusi bantuan dan subsidi menjadi lebih efisien, transparan, serta berfokus pada kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
“Sebelumnya kami dapat laporan masih banyak orang kaya yang menikmati subsidi rakyat. Dengan sekarang kita ingin tepat sasaran,” tegasnya.