REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid membidik para atlet-atlet muda dalam gelaran Eiger Independence Sport Climbing Competition (EISCC), di Kota Bandung yang digelar dari 14-17 Agustus 2025.
Menurut Yenny, gelaran perlombaan panjat tebing seperti ini turut memudahkan FPTI dalam mencari atlet yang bisa dibina. Nantinya, bisa direkrut untuk mengikuti tim nasional memperkuat Indonesia di perlombaan kancah internasional.
"Melalui EISCC ini diharapkan akan muncul bibit baru dan kemudian nantinya diidentifikasi, kita rekrut masuk pelatnas diberikan pelatihan intensif dan diharapakan bisa berlaga di kompetisi internasional," ujar Yenny Wahid di Eiger Jalan Sumatera, Kota Bandung, Kamis (14/8/2025).
Yenny mengatakan, prestasi panjat tebing Indonesia saat ini tengah menuju tren positif, dimana para atlet sudah menyumbangkan banyak prestasi dan membawa harum nama bangsa. Salah satunya, juara Olimpiade 2024, yang diraih Veddriq Leonardo di nomor speed.
"Tahun lalu bendera Merah Putih berdiri tegak dikibarkan di Olimpiade Paris, di atas bendera China dan Amerika. Itu sumbangsih yang membanggakan, ini harus dijaga," katanya.
Mamay S Salim selaku Senior Advisor Eiger sekaligus salah satu pendiri FPTI serta inisiator lahirnya EISCC tahun 2001 silam bercerita, EISCC adalah komitmen Eiger untuk dunia panjat di Indonesia. Bermula pada tahun 2001, klub panjat Eiger Climbing Center (ECC) terbentuk, sekaligus menginisiasi kompetisi tahunan EISCC tiap 17 Agustus.
"Sekolah panjat dan kompetisi panjat bergengsi ini menjadi ruang bertumbuh yang melahirkan atlet-atlet muda pemanjat Indonesia, seperti Yuyun Yuniar, Wilda Baco Ahmad, Ronald Mamarimbing juga atlet-atlet panjat FPTI yang kini mewakili Indonesia di ajang internasional," katanya.
Bagi para atlet panjat dari berbagai klub maupun federasi panjat dari berbagai daerah EISCC adalah tolak ukur, ajang beradu performa dan prestasi generasi muda atlet panjat Indonesia. Mamay menambahkan, sejak awal EISCC bertujuan untuk mempopulerkan olahraga panjat tebing, juga sebagai pembinaan atlet muda.
"Kompetisi diadakan Eiger tiap tahunnya di Kota Bandung. Meski begitu para peserta dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Lombok juga daerah lain selalu datang dan mengadu performa mereka di kategori lead maupun speed. Tiap generasinya, EISCC punya andil melahirkan atlet-atlet panjat tebing nasional yang berprestasi sampai ke level internasional," paparnya.
Sementara menurut Sekretaris Jenderal International Federation of Sport Climbing (IFSC) - Asia, Rasip Isnin yang terbang langsung dari Singapura ke Bandung, menjadi saksi bagaimana prestasi dan pembinaan atlet-atlet muda panjat tebing asal berbagai daerah di Indonesia.
"Sejak puluhan tahun lalu saya kenal, Eiger selalu aktif untuk mempromosikan panjat tebing. Sudah banyak atlet Indonesia yang diberikan peluang dan ambil bagian bahkan memenangkan kompetisi EISCC," katanya.
Rasip berharap, Eiger bisa meluaskan lagi kompetisinya hingga level di Asia Tenggara. "Diharapkan, Eiger bisa mengadopsi salah satu kejuaraan bergengsi di Asia Tenggara agar memberikan dorongan lebih besar bagi pertumbuhan panjat tebing di Asia Tenggara," katanya.
Perlu diketahui, pada edisi EISCC ke-16 yang dipusatkan di Eiger Flagship Store Bandung, Jalan Sumatera No 23, Braga, Kota Bandung. Selain itu diikuti oleh sebanyak 170 peserta asal seluruh Indonesia, yang mengikuti empat kategori kompetisi, yakni lead women dan men, juga speed women dan men.
Mereka akan berkompetisi hingga Ahad di hari Kemerdekaan 17 Agustus 2025. Para atlet ini memperebutkan hadiah utama EISCC 2025. Hadiah berupa total uang senilai Rp110 juta dan voucher belanja produk Eiger senilai Rp24 juta.
Tahun ini, EISCC juga terbuka untuk siapapun masyarakat umum yang ingin merasakan adrenalin kompetisinya. Selain kategori professional, terbuka kategori Speed Rookie, Eiger Kids Fun Climb, Lead Panjat Pinang, juga kategori Rockmaster untuk para legenda panjat yang ingin bernostalgia.