REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajaran Islam, setiap jenazah umat Muslim dimuliakan dengan dibungkus kain kafan sebelum dimakamkan. Namun, muncul pertanyaan: jika kelak semua manusia dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang, untuk apa jenazah perlu dikafani?
Mantan mufti agung Mesir, Syekh Ali Jumah, menjelaskan bahwa kain kafan bukan ditujukan untuk kehidupan akhirat, melainkan bentuk penghormatan terakhir terhadap jenazah di dunia.
“Allah SWT memerintahkan kita mengafani jenazah sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan, terutama selama prosesi sholat jenazah hingga pemakaman,” kata Syekh Ali Jumah, dikutip dari laman Masrawy.
Menurut dia, fungsi kain kafan adalah menutupi tubuh jenazah agar tetap terhormat di hadapan manusia, bukan untuk persiapan di akhirat. Syekh Ali Jumah menegaskan, saat hari kebangkitan tiba, seluruh manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tanpa alas kaki dan telanjang bulat.
Namun, tak seorang pun akan memperhatikan penampilan orang lain karena setiap jiwa akan disibukkan dengan urusan masing-masing.
“Setiap manusia akan sibuk dengan persoalannya sendiri dan tak lagi peduli terhadap kecantikan, aurat, atau tubuh orang lain,” ujarnya.
Ia mengutip Alquran surah Abasa ayat 34–36 yang menggambarkan suasana hari kiamat.
"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.”
Hari Pengumpulan
Syekh Ali Jumah juga merujuk sejumlah ayat Alquran dan hadis yang menggambarkan kondisi manusia saat berkumpul di Padang Mahsyar.
Di hari itu, seluruh manusia akan dikumpulkan di tanah putih bersih, tanpa jejak atau kotoran. Rasulullah SAW bersabda, "Manusia pada hari kiamat kelak akan dihimpun di atas tanah yang putih bersih, bulat tanpa ada kotorannya" (HR Bukhari dan Muslim)
Tak hanya itu, manusia kelak juga akan berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun. Namun Rasulullah SAW menegaskan kepada istrinya, Aisyah RA, bahwa urusan hari kiamat jauh lebih dahsyat daripada sekadar saling memandang aurat.
"Wahai Aisyah! Perkaranya lebih besar dari hanya sekadar melihat pada aurat satu sama lainnya,” sabda Nabi SAW dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim.
Dengan penjelasan ini, Syekh Ali Jumah ingin menegaskan, mengafani jenazah adalah bagian dari adab dalam Islam. Meskipun kain kafan tidak menyertai manusia ke akhirat, penghormatan terhadap jenazah merupakan cerminan penghormatan terhadap martabat manusia di dunia.