Lampung Geh, Tulang Bawang – Pemerintah Provinsi Lampung melakukan kajian untuk memastikan kandungan gas dari semburan lumpur setinggi sekitar 25 meter di Kampung Bumi Dipasena Makmur, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, tidak berbahaya.
Insiden tersebut terjadi pada Sabtu 8 Agustus sore lalu, dari pengeboran sumur bor sedalam 100 meter yang dikerjakan sejak Senin 4 Agustus, menggunakan anggaran kampung untuk kepentingan umum masyarakat.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung guna melakukan analisa dan kajian terhadap kandungan gas di lokasi.
“Kami sudah mengetahui terkait adanya semburan lumpur yang terjadi, kami akan melakukan kajian dulu dan telah menurunkan tim dari Dinas ESDM Provinsi Lampung untuk memastikan kandungan gas yang ada di lahan tersebut," ujarnya saat diwawancarai Lampung Geh, pada Selasa (12/8).
Marindo juga menjelaskan, akan melakukan langkah sterilisasi dilakukan untuk mencegah potensi bahaya.
Ia menambahkan, fenomena ini berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber energi, namun membutuhkan kajian mendalam.
“Kita pastikan itu jangan sampai bermasalah nanti. Nanti sudah dikeduk-keduk malah bermasalah. Intinya kita pastikan analisa dan kajian terlebih dahulu kemudian kita melakukan sinergi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan lahan tersebut disterilkan dan diamankan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Lampung, Sopian Atiek menjelaskan, semburan tersebut berasal dari pengeboran masyarakat untuk kebutuhan umum.
“Dari pengeboran itu terjadi semburan yang berlangsung kurang lebih 1 jam dan kemudian berhenti dengan sendirinya. Tim penyidik bumi kami sudah ke lapangan sudah mengambil sampel serta mendata wilayah sekitarnya dan sekarang lagi diteliti,” kata Sopian, saat dikonfirmasi pada Selasa (12/8).
Ia mengatakan, Dinas ESDM Lampung sedang berkoordinasi dengan Badan Geologi Bandung.
“Secara geologi daerah tersebut memang terdapat gas dari Rawajitu sampai Mesuji itu kita sering temukan gas-gas di rawa-rawa namun tekanannya rendah," kata Sopian.
Sopian juga menyebutkan, secara wilayah kerja lokasi kejadian juga termasuk dalam wilayah kerja PT Pertamina EP Regional 1 Sumatera.
“Kami sudah menginformasikan ke Pertamina. Secara indikasi, ini menunjukkan adanya potensi minyak dan gas di wilayah tersebut, tetapi tetap perlu penelitian lebih lanjut,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan dugaan kandungan gas di lokasi masih dalam penelitian, untuk memastikan gas tersebut tidak berbahaya.
“Dugaan kandungan gasnya masih diteliti oleh tim penyidik bumi kami. Untuk memastikan gas tersebut tidak berbahaya dan tidak mengandung unsur gas berbahaya,” pungkasnya. (Cha/Put)