REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis rumah kos dinilai memiliki potensi besar di tengah meningkatnya permintaan hunian sementara di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali. Namun, menurut Chief Operating Officer (COO) ZIPKOS, Andri Sutanto, keberhasilan bisnis ini sangat bergantung pada pengelolaan yang terencana dan profesional.
Ia menjelaskan, pengelolaan kos mencakup berbagai aspek penting, mulai dari analisis lokasi dan target pasar, desain dan kenyamanan hunian, sistem administrasi, perawatan berkala, hingga strategi pemasaran. “Kamar yang bersih, fasilitas memadai, dan layanan responsif dapat meningkatkan tingkat hunian serta mempertahankan penyewa,” ujarnya.
Andri menambahkan, pencatatan keuangan yang rapi dan transparan juga menjadi kunci agar pemilik dapat mengambil keputusan tepat untuk pengembangan usaha. “Sering kali, pemilik kos kewalahan karena mengurus operasional harian, berhadapan dengan penyewa, dan mengelola laporan keuangan sekaligus,” kata dia.
Melihat tantangan tersebut, ZIPKOS hadir sebagai platform pengelolaan kos end to end. Berdiri sejak 2022, perusahaan ini menawarkan layanan mulai dari analisis potensi properti, perencanaan dan renovasi, hingga operasional harian dan strategi peningkatan performa bisnis.
ZIPKOS kini mengelola lebih dari 70 properti dengan total sekitar 2.000 kamar aktif yang tersebar di Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Bali. Sistem laporannya dapat diakses secara real time oleh pemilik, sehingga memudahkan pemantauan dan memastikan transparansi.
“Setiap properti memiliki potensi, dan kami membantu memaksimalkannya. Alih-alih mengurus sendiri, pemilik bisa fokus pada pengembangan aset sementara operasional kami tangani,” tutur Andri.