REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Ibu-ibu prajurit cadangan dan pilot Israel menyerukan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut penghentian perang di Gaza sekaligus rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza.
Ibu-ibu prajurit cadangan menyerukan untuk mengadakan pawai Rabu dari utara Israel ke selatan untuk menuntut penghentian perang.
Para ibu tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami tidak berhak tinggal di rumah kami setelah Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir mengumumkan bahwa perang di Gaza membahayakan anak-anak kami,” bunyi pernyataan itu dikutip dari Aljazeera, Selasa (12/8/2025).
Sementara itu, stasiun televisi Israel Channel 12 melaporkan bahwa ratusan pilot Angkatan Udara Israel berencana menggelar demonstrasi hari ini di depan markas besar Angkatan Bersenjata untuk memprotes keputusan pemerintah untuk menduduki Kota Gaza.
Dan saluran tersebut menjelaskan bahwa para pilot mendukung posisi Kepala Staf yang menolak perluasan perang dan menyerukan penandatanganan kesepakatan segera untuk memulangkan tawanan dan mengakhiri perang.
Situs “Walla” melaporkan bahwa para pilot memperingatkan bahwa perluasan perang akan membahayakan nyawa tawanan Israel.
Beberapa hari yang lalu, keluarga tawanan Israel di Gaza mengumumkan aksi untuk melumpuhkan fasilitas ekonomi Israel pada 17 Agustus mendatang, sebagai eskalasi baru protes terhadap Netanyahu yang menghadapi tekanan internal yang semakin meningkat setelah menyetujui rencana untuk menduduki Gaza.
Media Israel melaporkan terjadinya bentrokan tangan kosong antara polisi Israel dan para pengunjuk rasa di Tel Aviv. Para demonstran menuntut diakhirinya perang Gaza dan kesepakatan pertukaran.
Dikutip Aljazeera, Ahad (10/8/2025) para pengunjuk rasa memblokir Jalan Ayalon utama Tel Aviv dan membakar ban sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Para pengunjuk rasa yang marah menyerbu studio Channel 13 selama siaran program populer, menuntut diakhirinya perang dan kembalinya para tahanan.
Tim berkuda mengejar para pengunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv untuk mencegah mereka memblokir jalan-jalan utama di kota.
Polisi mulai melakukan penangkapan di antara para pengunjuk rasa di pusat Tel Aviv.
Pada saat yang sama, para pengunjuk rasa anti-pemerintah diancam oleh orang-orang Israel sayap kanan bersenjata.
Keluarga mengancam
Dalam perkembangan lain, para ibu dari sejumlah tahanan Israel pada hari Sabtu mengancam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tuntutan hukum jika dia melaksanakan rencana untuk menduduki sisa Gaza dan kematian yang diakibatkan oleh putra-putra mereka yang ditahan di Jalur Gaza.
BACA JUGA: Mengapa Orang Yahudi Menganggap Malaikat Jibril Musuh Bagi Mereka?
Dalam aksi protes di pusat kota Tel Aviv, para ibu menuntut diakhirinya eskalasi militer dan memperingatkan tangan Netanyahu akan berlumuran darah para sandera dan tentara yang tewas jika dia bersikeras untuk melaksanakan rencana militernya di Gaza.
Para ibu menyerukan pemogokan umum yang melumpuhkan ekonomi Israel untuk menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan pertukaran tawanan, alih-alih melanjutkan rencana untuk menduduki Jalur Gaza secara penuh, demikian laporan media Israel.