
BOLMONG - Harga beras yang terus mengalami kenaikan mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong). Untuk menemukan solusinya, digelar rapat koordinasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Rabu (2/7).
Pada rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Bolmong, Yusra Alhabsyi, juga dihadiri oleh Kepala Bulog, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kepala Pengadilan Negeri, Sekretaris Daerah, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi teknis.
Dalam arahannya, Bupati Yusra menyoroti kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Ia meminta seluruh dinas terkait agar segera mengambil langkah konkret, termasuk melakukan pengawasan ketat terhadap stok dan distribusi pangan.
“Saya minta Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan segera turun langsung mengecek stok di penggilingan dan pengepul. Ada informasi dugaan penimbunan beras, dan ini harus ditelusuri dengan serius,” ujar Yusra.
Sebagai respons atas lonjakan harga yang mulai membebani masyarakat, Pemkab Bolmong berencana menggelar pasar murah. Namun, Bupati menegaskan bahwa pasar murah hanya merupakan solusi sementara.
“Pasar murah adalah bentuk intervensi, tapi ini bukan solusi jangka panjang. Kita perlu rumuskan langkah yang benar-benar efektif untuk menjaga kestabilan harga dan stok bahan pokok,” ujarnya.
Yusra berharap melalui rapat TPID ini, seluruh pihak terkait dapat menghasilkan solusi konkret dan strategis agar inflasi daerah dapat dikendalikan, serta masyarakat tidak dirugikan oleh fluktuasi harga yang tidak menentu.
“Hari ini kita duduk bersama, identifikasi masalah, dan susun langkah nyata. Jangan sampai masyarakat terus-menerus dibebani oleh mahalnya harga pangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bulog Bolmong, Ermino Alam, mengungkapkan bahwa stok Beras Cadangan Pemerintah (BCP) di wilayah Bolmong masih mencukupi dan mampu bertahan hingga delapan bulan ke depan.
“BCP siap digunakan kapan saja oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa lonjakan harga beras mulai terjadi pada bulan Juni. Saat ini, harga gabah ditetapkan Rp 6.500 per kilogram dan beras sebesar Rp 11.500 per kilogram. Namun, harga di pasaran mengalami kenaikan cukup signifikan.
“Dari Februari hingga Mei, harga masih stabil di kisaran Rp 12.749 hingga Rp 13.880. Tapi di bulan Juni melonjak menjadi Rp 15.167 hingga Rp 16.083,” ungkap Ermino.
Penulis : Rama Fatah