REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan bawang merah nasional terjaga dan harga di berbagai wilayah, baik di pasar grosir maupun eceran, mulai kembali normal setelah sempat berfluktuasi.
“Dalam beberapa pekan terakhir, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat memantau langsung sentra bawang merah seperti Nganjuk, Malang, Bandung, Garut, Cirebon, dan Brebes, serta berkoordinasi dengan champion dan dinas pertanian setempat untuk menjaga produksi,” kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Muhammad Agung Sunusi, di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati pada Senin (11/8/2025), pasokan yang masuk mencapai 106 ton per hari, meningkat dari sebelumnya hanya 80–90 ton. Harga di pasar grosir turun rata-rata Rp 5.000 per kilogram, sementara di pasar eceran di Jakarta dan sejumlah kota di Pulau Jawa, tren harga juga mulai menurun.
Agung menambahkan, pasokan di Sumatera, terutama di Sumatera Utara, Aceh, Riau, dan Sumatera Barat, sempat terganggu akibat turunnya produksi di sentra utama Solok. Namun, sejak awal Agustus 2025, sejumlah sentra telah memasuki musim panen.
“Kekeringan Mei–Juli menyebabkan gagal panen dan mundurnya jadwal tanam di beberapa wilayah Jawa. Sedangkan Agustus–September, Nganjuk diperkirakan panen 5.000 hektare, Bima Raya (Sumbawa, Dompu, dan Bima) 2.000 hektare, Brebes 3.600 hektare, dan Probolinggo 700 hektare dengan produktivitas rata-rata 12–14 ton per hektare,” jelasnya.
Berdasarkan tabulasi data, sepanjang Agustus 2025 diperkirakan panen seluas 13.835 hektare, dan pada September mencapai 16.342 hektare. Dengan kondisi tersebut, Agung memperkirakan pasokan bawang merah di pasaran akan kembali normal.
Sejak 2017, Indonesia telah mencapai swasembada bawang merah dan rutin mengekspor setiap tahun. Data Kementan menunjukkan produksi bawang merah pada 2024 mencapai 2,08 juta ton (konde basah) atau sekitar 1,35 juta ton rogol kering panen, melebihi kebutuhan nasional sebesar 1,2 juta ton. Artinya, Indonesia memiliki surplus sekitar 150 ribu ton per tahun.
sumber : Antara