Listrik di seluruh Irak padam pada Senin (11/8) karena suhu musim panas yang terik, yang mendorong permintaan jaringan listrik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dikutip dari AFP, Selasa (12/8), pemadaman terjadi di tengah gelombang panas yang diperkirakan Badan Meteorologi Irak akan berlangsung lebih dari seminggu, dengan suhu mencapai 50 derajat celsius di beberapa wilayah di negara itu.
Kementerian Ketenagalistrikan mengatakan jaringan mengalami pemadaman total setelah dua saluran transmisi dimatikan.
"Karena rekor kenaikan suhu, peningkatan permintaan pelanggan, dan meningkatnya beban listrik di provinsi Babilonia dan Karbala akibat jutaan peziarah yang datang peringatan keagamaan besar Syiah," kata kementerian dalam keterangannya.
Kementerian juga mengatakan, pemadaman membuat hilangnya dari 6 ribu megawatt secara tiba-tiba dan tidak disengaja pada jaringan.
"Tim kami sedang diarahkan ke lapangan untuk memulihkan jaringan listrik secara bertahap dalam beberapa jam ke depan," kata kementerian lagi.
Namun, situasi ini tidak terjadi di wilayah Kurdistan utara. Wilayah itu sedang bekerja memodernisasi sektor kelistrikan dan mampu menyediakan listrik sepanjang waktu bagi sepertiga penduduknya.
Otoritas kemudian mengumumkan bahwa jaringan listrik sedang dipulihkan secara bertahan di provinsi Dhi Qar dan Maysan. Kota pelabuhan strategis Basra diperkirakan listriknya akan pulih lagi pada Selasa dini hari.
Kekurangan listrik merupakan keluhan sering terjadi di Irak, yang kadang diguncang oleh gelombang protes ketika pemadaman listrik semakin parah di bulan-bulan musim panas.
Meski sebagian besar warga Irak bergantung pada generator pribadi, namun generator itu tidak bisa menyalakan seluruh peralatan rumah tangga khususnya AC. Tanpa pemadaman listrik nasional, masyarakat miskin di Irak harus bertahan di cuaca panas setiap hari.
"Panas, kami tidak punya listrik, listrik menyala selama 2 jam dan kemudian kami dapat tidur sebentar dan beristirahat," kata seorang warga, Haider Abbas.
Ayah 5 anak ini tidak mampu membeli AC dan bergantung pada pendingin udara yang selalu dia isi secara rutin dengan botol air.
"Ketika saya kecil, [suhu panas] ini tidak ada. Di suhu 52 derajat celsius, saya tidak bisa bekerja," lanjutnya.
Untuk menghindari pemadaman saat permintaan melonjak, Irak perlu memproduksi sekitar 55 ribu megawatt listrik. Namun di bulan ini saja, untuk pertama kalinya pembangkit listrik di Irak mencapai ambang batas 28 ribu megawatt.