Monyet Gemoy Buat Resah Warga Kota Cimahi

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Warga Perumahan Cijerah 2, RW 11, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat diresahkan dengan kemunculan seekor monyet ekor panjang berukuran jumbo.

Seperti yang terpantau pada Senin (11/8/2025) pagi. Tiba-tiba primata itu muncul dan berkeliaran di kompleks tersebut. Warga resah, setiap monyet itu bergerak seketika emak-emak yang menonton dari depan rumah masing-masing bergidik ngeri. Takut tiba-tiba monyet itu melompat ke rumah mereka dan menyerang.

"Munculnya tadi pagi, cuma enggak tahu juga darimana. Soalnya kalau hutan-hutan gitu, ya dari sini jauh. Ukurannya besar banget," ujar Beben (50), salah seorang warga.

Monyet 'gemoy' itu tak diam di satu tempat saja. Dari rumah tertinggi di kompleks tersebut, ia kemudian beringsut turun melalui tiang bambu ke rumah di belakangnya. Bahkan di sisi lain kompleks, monyet itu turun ke jalan dan berjalan santai di depan gerobak penjual pisang.

"Tadi kata yang jual pisang, turun terus lewat di depan gerobak. Pisangnya enggak diambil sih, cuma mereka juga takut diserang jadi kabur ke dalam rumah warga," kata Beben.

Sebab resah, warga tak jarang membawa tongkat kayu hingga senapan angin. Sebab, bisa saja monyet tersebut menyerang warga khususnya anak-anak.

"Resah lah, soalnya kan di sini banyak anak-anak juga. Apalagi kalau sore, makanya harus tertangkap. Kurang tahu juga ya itu liar atau peliharaan yang kabur. Cuma kalau peliharaan, enggak ada rantai atau tali di monyetnya," kata Robi, warga lainnya.

Warga kemudian lapor ke Pemadam Kebakaran Cimahi. Sementara itu, Komandan Regu (Danru) Damkar Cimahi, Indrahadi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait keberadaan monyet tersebut. "Sudah (ada laporan), ada beberapa laporan di wilayah Cijerah. Monyetnya itu pasti berpindah-pindah," kata Indrahadi.

Namun evakuasi primata itu tak bakal mudah. Kendalanya mulai dari berpindah-pindahnya mamalia tersebut hingga minimnya peralatan untuk menangkap hewan itu. "Kalau berpindah-pindah sulit, makanya harus terkurung dulu di 1 ruangan. Kemudian kami juga terkendala tidak ada alat penangkap hewan, risiko kalau petugas mengevakuasi asal-asalan," kata Indrahadi.