Prada Lucky, prajurit TNI AD dari Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere Nagekeo, NTT, tewas diduga karena dianiaya seniornya. Ada 20 orang senior Prada Lucky yang ditetapkan jadi tersangka, 1 di antaranya adalah seorang perwira.
Kasus ini menyita perhatian publik. Banyak pihak menilai kekerasan di internal TNI ini berlebihan. Publik mengira, ini adalah salah satu bentuk buruknya rekrutmen TNI AD.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana memastikan tak ada masalah pada rekrutmen prajurit.
“Berkaitan dengan kejadian yang terjadi di NTT itu tidak ada masalah dengan rekrutmen,” ucap Wahyu di Dispenad Mabes TNI AD, Jakarta pada Senin (11/8).
“Artinya pola proses rekrutmen sudah berjalan dengan baik sesuai dengan norma-norma yang sudah digariskan untuk menjadi prajurit TNI secara umum, dan tingkatan dari itu normanya, apa dari sisi fisik, kesehatan, psikologi, dari mental ideologi,” tambah dia.
Ia pun menegaskan, tak ada masalah terkait rekrutmen.
“Jadi saya tegaskan tidak ada permasalahan terkait dengan rekrutmen,” tandasnya.
Adapun motif para senior itu, menurut Wahyu, adalah ‘pembinaan’. Wahyu menyebut, pembinaan merupakan hal yang lumrah di satuan TNI AD dan dilakukan untuk semua prajurit.
Namun, TNI AD tak membenarkan bentuk pembinaan yang sampai menewaskan Prada Lucky.
“Ini betul-betul suatu hal yang di luar dari apa yang sudah digariskan,” ucap Wahyu.
“Sehingga kita akan melaksanakan proses sampai dengan tuntas untuk menegakkan, mempertanggungjawabkan apa yang sudah terjadi,” tambahnya.
Wahyu menyebut, kejadian yang menimpa Prada Lucky ini akan dijadikan bahan evaluasi agar pembinaan ke depan tak berlebihan.
“Lalu ini juga bisa jadi bahan evaluasi untuk seluruh satuan operasional TNI Angkatan Darat agar setiap kegiatan-kegiatan pembinaan yang tradisi itu dilakukan yang dapat mendukung operasional keberhasilan pelaksanaan tugas pembinaan prajurit. Demikian,” tandas Wahyu.
Prada Lucky sendiri tewas usai dirawat intensif selama empat hariA di ICU RSUD Aeramo. Selain dia, ada prajurit lainnya yang turut dianiaya dan selamat. Identitas prajurit itu belum diungkap.
Prajurit inilah yang jadi saksi peristiwa tewasnya Prada Lucky.