REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Nazeera Sageena begitu tegang ketika masuk ruang kelas pada Selasa (12/8/2025). Ia dan puluhan siswa kelas 5 SDN Cibabat Mandiri 3 Kota Cimahi, Jawa Barat menjalani penyuntikan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dalam rangka bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) 2025.
Ketegangan siswa berusia 10 tahun itu sudah terlihat ketika memasuki ruang kelas ketika menyaksikan temannya disuntik. Musababnya, Nazeera begitu takut jarum suntik. Tangisnya mulai histeris sejak sebelum disuntik dan semakin menjadi ketika petugas mulai mengoleskan kassa beralkohol ke kulit lengannya.
Nazeera akhirnya harus ditenangkan petugas Puskesmas Cimahi Utara. Ia dipeluk, seketika jarum suntik yang bakal mengalirkan cairan vaksin HPV menembus daging lengan yang ditujukan untuk mencegah kanker serviks. Tangannya mencengkeram baju petugas yang memeluknya.
"Takut, takut sakit pas disuntiknya. Emang takut jarum suntik juga sebelumnya," ujar Nazeera usai disuntik.
Nazeer, sebetulnya bukan kali ini saja disuntik. Ia sudah beberapa kali menjalani vaksinasi, imunisasi, dan treatment lain yang mengharuskan bagian tubuhnya ditusuk jarum. Setiap kali disuntik, ia memang selalu menangis.
"Iya pasti nangis kalau mau disuntik, tapi biasanya kan ditemenin sama mama atau papa. Kalau di sini kan sendiri. Jadi deg-degan dan takut," katanya.
Serupa juga dialami Raisa Yulianti (11), teman sekelas Nazeera. Bocah tersebut sebetulnya tak mengerti maksud di balik vaksinasi HPV. Namun yang ia yakini, vaksinasi yang ia jalani hari ini demi membuatnya sehat di masa depan.
"Enggak tahu divaksin aja, cuma tahunya ya divaksin aja. Biar sehat, makanya mau," kata Talitha.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Puskesmas Cimahi Utara, Lusiantini, menyebut vaksinasi yang dilakukan bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kali ini ada dua jenis.
"Jadi ada 2, kelas 1 sampai kelas 4 itu vaksinasi Campak MR untuk mencegah penyakit campak dan rubella. Kalau untuk kelas 5 khusus perempuan, vaksinasi HPV untuk pencegahan kanker serviks," kata Lusiantini.
Pemberian vaksin HPV pada siswa SD mulai kelas 5 sudah menginjak tahun kedua. Pemberian vaksin HPV perlu dilakukan sejak dini agar efektif sebelum melakukan hubungan seksual.
"Efektifnya vaksin pencegahan kanker rahim memang sebelum melakukan hubungan seksual. Ini tahun kedua dikasihkan buat anak sekolah, upaya pencegahan harus dilakukan sejak dini," kata Lusiantini.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini menjelaskan pemberian vaksin HPV bertujuan mencegah kanker serviks, yang masih menjadi salah satu penyebab utama kematian perempuan di Indonesia.
"Jika sebelumnya diberikan dua dosis, kini cukup satu dosis yang menyasar anak perempuan kelas 5 SD atau usia 11 tahun. Ini adalah upaya strategis membangun imunitas sejak dini terhadap infeksi HPV," kata dia.