
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP) Maruarar Sirait bertemu perwakilan Bank Dunia. Meski begitu, tawaran pendanaan atau utang dari Bank Dunia untuk mendukung program 3 juta rumah masih dikaji.
Perwakilan Bank Dunia menemui menteri yang akrab disapa Ara tersebut di kantor Kementerian PKP, Wisma Mandiri, Jakarta Pusat pada Kamis (19/6).
Dalam pertemuannya dengan World Bank, Direktur Jenderal Kawasan Permukiman Kementerian PKP Fitrah Nur menjelaskan kepada Ara hal yang ditawarkan Bank Dunia adalah dukungan pendanaan sebesar USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,5 triliun (kurs Rp 16.400 per dolar AS).
Nantinya, pendanaan tersebut bisa digunakan untuk beberapa program 3 juta rumah. Salah satunya adalah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau renovasi rumah dengan skema mikro kredit dengan bunga sekitar 6-7 persen. Meski begitu, hal ini masih akan dikaji lebih lanjut oleh Ara.
“Kita tentu mempelajari secara mendalam (tawaran Bank Dunia), karena itu harus kita lakukan, mempelajari secara mendalam. Programnya apa, manfaatnya apa, kerja samanya seperti apa, kan harus begitu,” kata Ara ditemui di kantornya usai bertemu World Bank, Kamis (19/6).
Selain dari World Bank, sebelumnya Danantara melalui Himpunan Bank Negara (Himbara) akan mendukung pendanaan program tersebut hingga Rp 130 triliun. Menurut CEO Danantara, Rosan P Roeslani, jumlah ini merupakan jumlah dukungan yang dikucurkan untuk tahun 2025.
Sebagai tindak lanjut, Ara juga akan membahas skema lanjutan mengenai pendanaan dari Danantara tersebut.
“Makanya saya katakan kita harus bekerja cepat. Besok saya sudah ketemu lagi dengan Bappenas, besok pagi tim kita ketemu dengan Danantara. Jadi kita mesti bekerja benar-benar luar biasa, cepat dan keras,” ujarnya.