Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 5,12 persen, dan ini adalah pertumbuhan tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir,” ucap Airlangga di sela-sela acara Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Apindo di Kota Bandung, Selasa (5/8/2025).
Ia menyebutkan, sejumlah perusahaan ritel mengumumkan hasil pertumbuhan yang menunjukkan perbaikan dibandingkan semester sebelumnya. Menurutnya, kondisi ini menandakan bahwa perekonomian Indonesia terus bertumbuh.
“Ini menunjukkan memang ekonomi kita tumbuh. Kita juga melihat bahwa sektor-sektor terkait industri membaik,” ujarnya.
Airlangga menambahkan, sektor kosmetik serta makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang pesat. Ia menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan penyediaan 450 ribu unit rumah.
Ia juga menyebutkan adanya terobosan perdagangan, termasuk perjanjian barang ekspor ke Eropa dan China dengan tarif nol persen. Pemerintah berharap peluang pasar yang telah dibuka dapat ditindaklanjuti oleh kalangan pengusaha.
Airlangga pun mengimbau pelaku usaha menggelar program diskon besar-besaran hingga 80 persen dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Ia menambahkan, pada momentum Natal dan Tahun Baru mendatang, pemerintah akan menggulirkan berbagai program guna terus mendorong konsumsi masyarakat.
Ia menekankan pentingnya konsep Indonesia Incorporated dalam mendorong kerja sama ekonomi. Tema Rapat Kerja Apindo kali ini, menurut Airlangga, sejalan dengan arah kebijakan nasional. “Indonesia Incorporated itu menjadi penting, karena saat kita melakukan negosiasi tarif dengan Amerika, kita menggunakan pendekatan Indonesia Incorporated untuk memberikan commercial offer. Jadi itu melibatkan BUMN dan swasta,” kata dia.