LPSK Minta KUHAP Atur Ulang Restitusi: Pelaku Tak Bayar, Ada Hukuman Pengganti

1 month ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ketua LPSK Brigjen Pol (Purn) Achmadi menghadiri rapat dengar pendapat (RPD) dengan Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Youtube/ TV ParlemenKetua LPSK Brigjen Pol (Purn) Achmadi menghadiri rapat dengar pendapat (RPD) dengan Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Youtube/ TV Parlemen

Komisi III DPR RI kembali melanjutkan pembahasan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) meski sedang masa reses. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang digelar Selasa (17/6), Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Achmadi, menyampaikan sejumlah usulan, termasuk soal pengaturan ulang restitusi bagi korban tindak pidana.

Achmadi menilai, pengaturan restitusi dalam KUHAP saat ini belum cukup menjamin pemenuhan hak korban. Padahal, berdasarkan Pasal 66 KUHAP dalam UU No. 1 Tahun 2023, restitusi merupakan bentuk pidana tambahan.

“KUHAP perlu mengatur hukum acara pengajuan atau permohonan restitusi hingga eksekusi putusan pengadilan,” kata Achmadi dalam forum tersebut.

Rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanRapat dengar pendapat (RDP) Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan

Ia menjelaskan, KUHAP memang telah mengatur eksekusi restitusi jika tidak dijalankan oleh pelaku dapat disamakan dengan eksekusi terhadap pidana denda.

Namun dalam praktiknya, banyak pelaku yang tidak mampu membayar, sehingga hak korban pun tidak terpenuhi.

“Oleh sebab itu kami, dalam RKUHAP, diharapkan dapat memberikan arah jangkauan yang jelas terkait dengan permohonan hak restitusi oleh korban,” ucap Achmadi.

Ia menegaskan, korban tindak pidana seharusnya dapat mengajukan permohonan restitusi secara langsung ke pengadilan atau melalui LPSK, dengan komponen kerugian yang diatur sesuai peraturan perundang-undangan.

Achmadi juga mengusulkan agar RKUHAP mengadopsi beberapa ketentuan dari hukum acara lain, termasuk dalam kasus Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), untuk memperkuat jaminan hak korban.

“Perlu mengatur ketentuan bahwa dalam hal pelaku tidak mampu membayar atau kurang bayar restitusi, maka restitusi tersebut dapat dikonversi dalam bentuk program layanan pemulihan bagi korban tindak pidana,” ujar Achmadi.

Rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanRapat dengar pendapat (RDP) Komisi III terkait KUHAP di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan

LPSK turut mengusulkan revisi Pasal 175 Ayat 7 tentang mekanisme pemberian restitusi. Jika harta terpidana tidak mencukupi untuk membayar restitusi, maka dapat dikenai pidana penjara pengganti yang tidak melebihi pidana pokok, atau pencabutan hak sebagai warga binaan.

“Jika harta kekayaan terpidana yang disita sebagaimana dimaksud pada ayat 5 tidak mencukupi biaya restitusi terpidana dikenai di pidana penjara pengganti tidak melebihi pidana pokoknya dan atau tidak berhak mendapatkan haknya sebagai warga binaan,” sambungnya.

LPSK juga mengusulkan tambahan dalam Pasal 172 Ayat 2, yakni komponen baru dalam ganti kerugian, berupa kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat tindak pidana.

Menurut Achmadi, tidak semua bentuk kerugian berkaitan langsung dengan peristiwa pidana, namun bisa berasal dari proses hukum yang dijalani korban.

“Sebagai contoh penggantian biaya transportasi dasar, biaya pengacara, atau biaya lain yang berhubungan dengan proses hukum,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga meminta agar Pasal 173 ditambahkan satu ayat baru terkait pemberitahuan kepada korban.

“Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diajukan oleh korban, keluarga, dan atau ahli warisnya kepada pengadilan,” ucap Achmadi.

Read Entire Article