Penjualan kendaraan listrik global tumbuh 21% pada Juli, meski melambat dari bulan sebelumnya. Tiongkok masih mendominasi pasar, namun Eropa menunjukkan lonjakan signifikan.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Penjualan kendaraan listrik global tumbuh 21 persen year-on-year pada bulan Juli. Menurut perusahaan riset pasar Rho Motion, Rabu (13/8/2025), angka itu merupakan laju paling lambat sejak Januari dan turun dari 25 persen pada bulan Juni, seiring dengan melambatnya momentum penjualan plug-in hybrid di China.
Tiongkok adalah pasar mobil terbesar di dunia dan menyumbang lebih dari separuh penjualan kendaraan listrik global, yang menurut data Rho Motion mencakup kendaraan listrik-baterai dan hibrida plug-in.
Pertumbuhan penjualan mobil secara keseluruhan melambat pada bulan Juli, dengan BYD, produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, mencatat penurunan penjualan bulanan ketiganya.
Namun, perlambatan penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan menunjukkan pasar lain mulai mengisi kekosongan tersebut, dengan penjualan di Eropa untuk satu unit mendapatkan manfaat dari insentif yang bertujuan untuk mempercepat dekarbonisasi.
Penjualan global kendaraan listrik-baterai dan hibrida plug-in naik menjadi 1,6 juta unit pada bulan Juli. Menurut data Rho Motion pertumbuhan penjualan kendaraan listrik (EV) di Tiongkok, yang rata-rata 36 persen per bulan pada semester pertama, melambat menjadi 12 persen pada bulan Juli. “Karena pasar yang sebelumnya booming terhambat oleh penghentian beberapa skema subsidi pemerintah tahun 2025 untuk pembelian EV dan plug-in hybrid,” ujar Charles Lester, manajer data Rho Motion.
Penjualan di Tiongkok mencapai sekitar satu juta kendaraan. Penjualan di Eropa melonjak 48 persen menjadi sekitar 390 ribu unit. Sementara penjualan di Amerika Utara naik 10 persen menjadi lebih dari 170 ribu unit. Penjualan di seluruh dunia melonjak 55 persen menjadi lebih dari 140 ribu kendaraan.
"Meskipun terdapat variasi regional, tren keseluruhan adopsi EV pada tahun 2025 tetap meningkat pesat," kata Lester.
Penjualan mobil di Tiongkok diperkirakan akan kembali tumbuh pesat mulai Agustus seiring tersedianya dana baru untuk skema subsidi. Sementara itu, pemotongan kredit pajak AS untuk pembelian atau penyewaan EV baru pada akhir September akan menekan permintaan di sana, tambah Lester.
sumber : Reuters