Petugas Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh melihat hasil Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) produk makanan abon ikan yang proses produksi secara bersih dan halal di Banda Aceh, Aceh, Kamis (14/10/2021). Pemerintah telah menargetkan tiga sektor prioritas sebagai fokus industri halal yakni makanan dan minuman, fashion serta farmasi dan kosmetik sebagai upaya membangkitkan kembali sektor perindustrian dan UMKM yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan produk turunan hasil perikanan untuk mendorong hilirisasi dan meningkatkan konsumsi ikan nasional. Ratusan produk inovatif diperkenalkan secara rutin ke masyarakat sebagai peluang usaha sekaligus edukasi pengolahan ikan.
Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan Perikanan (BBP3KP) KKP telah menciptakan 244 produk inovatif yang mudah diolah di rumah. Dari jumlah itu, 143 produk telah diadopsi pelaku usaha, dengan abon ikan lembaran dan bakso ikan menjadi yang paling populer.
“Peluang usaha hilirisasi ini sangat besar. Kami ingin membangun kebiasaan konsumsi ikan dengan menghadirkan produk olahan yang inovatif, mudah diolah, dan menarik, sekaligus menghapus persepsi negatif seperti bau amis, alergi, atau takut duri,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Tornanda Syaifullah, Ahad (10/8/2025).
Melalui program Mobil Alih Teknologi dan Informasi (ATI), tim BBP3KP rutin menyosialisasikan produk berbahan baku ikan dan rumput laut ke berbagai daerah. Sasaran kegiatan meliputi ibu rumah tangga, anggota PKK, hingga pelajar.
Produk yang diperkenalkan mencakup abon ikan lembaran, mi kristal berbahan rumput laut, cookies ikan, serta produk biofarmakologi seperti albumin dan kolagen hasil ekstraksi kulit dan tulang ikan.
Kepala BBP3KP Rahmadi Sunoko menjelaskan, pendekatan langsung ke masyarakat bertujuan memperluas literasi gizi dan pengetahuan pengolahan ikan.
“Masih banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi ikan karena kurang memahami manfaatnya atau belum mengetahui cara pengolahan yang variatif dan menarik,” katanya.
Salah satu kegiatan terbaru Mobil ATI berlangsung di Leuwikaret, Bogor, bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STKIP Arrahmaniyah.
Kegiatan ini sejalan dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan makan bergizi gratis menu ikan, yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan, memperbaiki gizi masyarakat, serta mendongkrak kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan.