Warga Palestina bergegas mengumpulkan bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara dengan parasut ke Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Kamis, 7 Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Ahad (10/8/2025), mengecam "kejahatan kelaparan" yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap rakyat Gaza. Dalam pernyataannya, Hamas menyebut langkah Israel sebagai "bab paling keji dari genosida" karena kematian akibat kelaparan terus meningkat.
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut mengatakan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara hanyalah propaganda yang membahayakan nyawa warga sipil. Dia menilai, bantuan udara tidak dapat menggantikan pembukaan jalur penyeberangan darat dan pengiriman truk bantuan.
Hamas juga menuduh Pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah lain yang mendukung penjajah sebagai "mitra dalam perang kelaparan dan genosida," ujar Hamas seperti dilaporkan Al Mayadeen yang dikutip Republika, Senin (11/8/2025).
Hamas menuntut pembukaan semua jalur penyeberangan segera dan tanpa syarat, di samping pengiriman bantuan dalam jumlah yang aman dan memadai untuk memenuhi kebutuhan penduduk Gaza. Hamas mendesak mobilisasi rakyat yang intensif di semua ibu kota di dunia untuk mengutuk pendudukan, menekan agar perang kelaparan dan genosida diakhiri, dan menghentikan pengepungan.
Gerakan tersebut juga memuji demonstrasi global dan aksi massa yang diadakan pada 6 Agustus di berbagai kota dan ibu kota di seluruh dunia. Hamas menilai, aksi tersebut mencerminkan penolakan internasional terhadap perang di Gaza dan mengungkap teror pendudukan Zionis-Nazi terhadap warga sipil yang tak berdaya, termasuk anak-anak dan perempuan.