Perdagangan Indonesia-Peru meningkat rata-rata 15 persen per tahun sejak 2020 hingga 2024. Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia ke Peru pada 2024 mencapai USD 329,4 juta. Sementara itu, total nilai impor dari Peru tercatat sebesar USD 149,6 juta.
Dalam hal ini, Roro menyebutkan sejumlah produk penyumbang ekspor utama Indonesia mulai dari sektor industri otomotif hingga minyak kelapa sawit.
“Produk utama kita ke Peru meliputi sepeda motor, mobil, lebih banyak kendaraan, alas kaki, minyak sawit, serta fraksinya, dan sebagainya,” kata Roro dalam Indonesia–Peru Business Forum 2025 yang digelar di Jakarta, Senin (11/8).
Sementara itu dari sisi impor biji kakao merupakan salah satu komoditas impor tersebar. Selain itu terdapat produk pertanian lain seperti beri, anggur dan juga pupuk. Hal itulah yang menyebabkan pertanian Peru merupakan sektor yang sangat kuat yang mendorong peluang impor negara ini.
Roro menegaskan bahwa kerja sama perdagangan kedua negara perlu untuk terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Hal ini telah diwujudkan melalui penandatanganan Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement/IP-CEPA (IP-CEPA) yang dilakukan oleh Presiden Prabowo bersama dengan Presiden Peru Dina Boluarte pada Senin (11/8).
Perjanjian ini berfokus pada akses pasar untuk perdagangan barang, bea cukai, dan fasilitas perdagangan, serta mengatasi hambatan teknis dalam perdagangan.
Dalam perjanjian tersebut, Indonesia sepakat untuk menghapus tarif pada sekitar 85 persen lini tarif untuk lebih dari 9.700 produk Peru. Beberapa produk di antaranya yaitu kakao, anggur, dan talas. Peru juga akan menghapus 87 persen lini tarif untuk lebih dari 6.900 produk Indonesia.
“perjanjian ini bersifat bertahap, kami juga akan menegosiasikan perjanjian investasi dan jasa untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral kita,’ ungkapnya
Bagi Indonesia, IP-CEPA merupakan perjanjian perdagangan kedua di kawasan Amerika. Sementara itu, bagi Peru potensi Indonesia, termasuk ukuran pasarnya yang besar dan posisi strategisnya di Asia dapat memberikan keuntungan bagi Peru dalam jangka panjang.
Untuk memperkuat hubungan perdagangan melalui IP-CEPA, kata Roro, diperlukan beberapa strategi termasuk meningkatkan volume perdagangan di sektor barang, memfasilitasi transfer teknologi di sektor barang tertentu sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian, serta membangun kerangka kerja yang memperkuat hubungan ekonomi, mendorong keberlanjutan, dan memupuk solidaritas dalam menghadapi tantangan global.