REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau prokrastinasi menjadi salah satu tantangan yang kerap dialami oleh Generasi Z. Meski sering dikaitkan dengan kemalasan, pakar menilai bahwa penyebab kebiasaan ini jauh lebih kompleks, mencakup faktor psikologis dan sosial.
Pakar ilmu keluarga dan konsumen IPB University Dr Melly Latifah mengungkapkan, prokrastinasi erat kaitannya dengan kesulitan dalam mengatur emosi, menjaga motivasi, serta mengelola kecemasan terhadap tugas.
"Masalah ini bukan sekadar soal malas, tetapi lebih pada kesulitan mengelola emosi, motivasi, dan kecemasan terhadap tugas," ujar Melly dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang memicu prokrastinasi di kalangan Gen Z. Pertama, mereka tumbuh di lingkungan digital sejak lahir sehingga akses tanpa batas ke teknologi membuatnya mudah terdistraksi.
Kedua, pola asuh permisif yang cenderung permisif dan kurang memberikan struktur atau batasan. Ketiga, tekanan sosial yang unik di era media sosial, di mana ekspektasi dan perbandingan diri berlangsung terus-menerus.
"Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa memicu siklus ketidakberdayaan yang berujung pada stres dan kecemasan berkepanjangan. Prokrastinasi dapat berdampak buruk tidak hanya pada produktivitas, tetapi juga kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan," kata dia.
Untuk mengatasi prokrastinasi, Dr Melly menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan terdekat. Orang tua disarankan menerapkan pola asuh otoritatif, yaitu disiplin yang membimbing, bukan memaksa.
Guru juga dapat membantu dengan memberi tugas secara bertahap agar tidak membebani secara tiba-tiba. Di sisi lain, teman sebaya pun bisa berperan sebagai accountability partner, saling mengingatkan dan menyemangati.
"Menurut saya, penting sekali peran social support dari orang tua, guru, dan teman," tegas dia.
Melly kemudian memberikan pesan kepada Gen Z yang kerap merasa bersalah karena kesulitan melawan kebiasaan ini.
"Anda bukan pemalas, dan bukan generasi gagal. Anda sedang berjuang melawan siklus yang sebenarnya bisa diputus. Ingat, progres lebih penting daripada kesempurnaan. Kamu tidak sendiri. Minta dukungan dan mulai dari satu langkah kecil hari ini," kata dia.