REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT telah mengatur segala yang ada di kehidupan ini. Dalam kaitannya dengan hayat manusia, siapapun insan akan berujung pada salah satu dari kedua kondisi ini: husnul khatimah atau suu-ul khatimah.
Hanya karena kasih dan sayang Allah, hidup seorang durjana bisa berakhir dengan husnul khatimah. Hanya karena murka-Nya, seorang ahli ibadah bisa menemui ajal dalam keadaan suu-ul khatimah. Na'udzubillah!
Sebagai contoh, akhir hayat seorang begal dapat berakhir baik lantaran dalam suatu momen kehidupannya ia tersentuh hidayah Illahi. Begitu ayat-ayat Alquran menyentuh hatinya, si begal terkulai dalam kesadaran akan kasih sayang Allah SWT.
Ia merasa hina karena perbuatan-perbuatan maksiat yang telah dilakukannya pada masa lalunya. Ia lalu berubah jadi pelaku syariat yang ketat dan mencapai hakikat dan makrifat.
Sosok begal yang dimaksud adalah Fudhayl bin Iyaad. Hatinya tersentuh usai mendengarkan ayat-ayat Alquran. Kini, dunia mengenangnya sebagai ahli hadis dan bahkan bergelar "gurunya para ulama."
Islam mengajarkan, usia 40 tahun adalah momen krusial dalam kehidupan orang per orang. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan kepada mereka yang sudah berumur kepala empat, tetapi masih gemar bermaksiat.
إذا بلغ الرجل أربعين سنة ولم يغلب خيره على شره قبله الشيطان بين عينيه
"Jika seorang anak manusia telah mencapai usia 40 tahun, tapi kebaikannya tidak lebih dari keburukannya, setan akan memberi kecupan di antara kedua matanya."
Betapa sayangnya Rasulullah SAW kepada kita, umatnya. Untuk menghindar dari kemungkinan dikecup setan, beliau telah mengingatkan kita semua, khususnya yang telah berusia 40 tahun.
Hati-hati, jika kebaikan kita tak beranjak dan melampaui perbuatan-perbuatan kejelekan, kita akan jadi makhluk kesayangan setan.
Kecupan pada kening adalah isyarat kecintaan. Lihatlah, seorang suami yang akan pergi jauh ke luar kota terlebih dahulu mengecup sang istri di keningnya. Ayah yang akan merantau mengecup kening anaknya. Akankah kening kita telah dikecup oleh setan?
sumber : Hikmah Republika oleh KH Hasyim Muzadi