Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, mengatakan sebelumnya para pelaku pasar memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 maksimal ada pada 4,50 persen.
“Kadin mengapresiasi kerja keras pemerintah yang sudah membuahkan hasil. Capaian ini sekaligus memberikan optimisme kapada para pelaku bisnis. Ini kado istimewa kepada seluruh rakyat bangsa Indonesia menjelang HUT kemerdekaan Indonesia ke-80, 17 Agustus 2025,” kata Anindya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8).
Anindya mengungkapkan pada kuartal I 2025 jika dibandingkan dengan kuartal IV 2024 secara quarter to quarter, pertumbuhan ekonomi terkontraksi -0,98 persen. Dengan adanya capaian di kuartal II 2025, Indonesia terhindar dari resesi teknikal.
Anindya melihat optimisme muncul dari para pelaku usaha. Adapun Anindya juga melihat beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025, seperti pelonggaran pengetatan belanja.
Pada kuartal I 2025 sebelumnya belanja pemerintah mengalami kontraksi -2,9 persen secara yoy. Namun pemerintah melakukan pelonggaran sehingga kontraksi pada kuartal II hanya ada pada -0,33 persen.
Selain itu, Anindya melihat kegiatan investasi sudah mulai melaju. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang meningkat 6,99 persen atau berada di atas pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya pada kuartal I 2025, investasi secara yoy hanya bertumbuh 2,12 persen.
“Ini adalah hasil keras pemerintah dalam menarik investasi dan mempermudah doing business,” ujar Anindya.
Di sisi berikutnya, Anindya juga melihat pertumbuhan ekonomi didorong dengan adanya konsumsi rumah tangga yang meningkat 2,64 persen secara yoy. Sebelumnya pada kuartal I 2025, konsumsi rumah tangga terkontraksi -4,89 persen.
Walau ada tarif impor dari Amerika Serikat (AS), Anindya melihat ekspor barang dan jasa pada kuartal I masih tumbuh 2,43 persen secara yoy. Angka ini meningkat dibanding periode sebelumnya yang mencatat kontraksi -6,78 persen.
“Seperti investasi, pemerintah memberikan perhatian besar pada upaya meningkat ekspor, khususnya mencari pasar baru dan dengan elegan menegosiasi tarif dan hambatan nontarif dengan mitra dagang lama,” kata Anindya.
Anindya menjelaskan fakto pendorong selanjutnya adalah industri manufaktur yang mencatat pertumbuhan hingga 5,88 persen pada kuartal II 2025. Angka ini berada di atas pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dengan pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal sebelumnya, di mana pada kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,5 persen secara yoy atau berada di bawah pertumbuhan ekonomi sebelumnya pada 4,87 persen.
“Kontribusi industri manufaktur kuartal II 2025 terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 1,13 persen. Sedangkan pada periode sebelumnya, kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 hanya 0,93 persen,” ujar Anindya.
Hal lain yang menjadi dorongan menurut Anindya adalah adanya beberapa program ...