Menteri Perumahan dan Pekerjaan Umum (PKP) Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Ara membeberkan ada penambahan kuota rumah subsidi untuk buruh atau tenaga kerja dari semula 20 ribu unit menjadi 50 ribu unit.
Penambahan ini disetujui karena banyak buruh yang minat mengikuti program rumah murah. “Bapak Menteri (Yassierli) mengajukan tambahan dari 20 ribu menjadi 50 ribu dan saya langsung setuju artinya program ini sangat diminati oleh tenaga kerja, pekerja,” kata Ara di Kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (14/8).
Saat ini rumah subsidi yang sudah diserahkan untuk buruh mencapai 36.629 unit 183 persen dari kuota awal sebanyak 20 ribu rumah subsidi.
“Data yang keluar BP Tapera (Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat) 36.629 (unit) itu yang sudah diserahkan sudah diserahkan, berarti naiknya sekitar 183 persen,” kata Ara di Kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (14/8).
Realisasi Rumah Subsidi Capai 153.599 Unit
BP Tapera membeberkan serapan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau rumah subsidi per 14 Agustus 2025 sudah mencapai 153.599 unit.
“Dari 1 Januari hingga hari ini yang 14 Agustus 2025 yang sudah realisasi KPR nya FLPP-nya, artinya rumah sudah ditempati dan sudah terealisasi penyaluran dari BP Tapera ke bank penyalur itu ada di 153.599 unit,” kata Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.
Heru mengatakan jika ditambah dengan unit rumah subsidi yang masih dalam proses pembangunan, maka realisasi penyaluran rumah subsidi mencapai 196.307 unit. Dia berharap dalam waktu dua bulan, sebanyak 196.307 unit rumah tersebut bisa selesai dibangun hingga sampai pada tahap akad.
Dalam kesempatan yang sama, Ara membeberkan pemerintah juga membidik target agar pada September 2025 ada sebanyak 25 juta unit rumah subsidi yang akan diluncurkan atau akad.
Selain itu, ada juga target sebanyak 50 juta rumah diluncurkan pada Desember 2025. “Bulan September pertama kali 25 ribu rumah Akan diluncurkan 25 ribu akad 25 ribu (unit). Kemudian Desember 50 ribu dan mayoritas itu adalah tenaga kerja buruh,” jelas Ara.