REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecanduan perjudian daring atau judi online (judol) telah menjadi isu serius yang semakin memengaruhi banyak individu di seluruh dunia. Dokter, penulis, dan pecinta kebugaran, Ahmed Zayed, menguraikan tanda dan gejala kecanduan judol.
“Kecanduan judi online adalah kondisi seseorang merasa kebutuhan kompulsif untuk terus berjudi secara online, bahkan jika ada konsekuensi merugikan yang ditimbulkan,” kata Zayed, dilansir Diamond Rehab Thailand.
Gejala utama kecanduan ini mencakup penggunaan waktu yang berlebihan untuk berjudi, masalah keuangan, dorongan kuat untuk berjudi ketika tidak dapat melakukannya, dan keinginan untuk mengeluarkan lebih banyak uang dalam perjudian online.
Dinukil dari laman American Psychological Association (APA), judol memberikan akses yang sangat mudah kepada permainan (gambling). Tidak perlu lagi seseorang pergi ke kasino fisik. Sebab, berjudi bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja, yakni melalui perangkat komputer atau ponsel yang terhubung jaringan internet. Ini membuat perjudian lebih "menggoda."
“Karena semakin banyak orang kini memiliki akses terhadap perjudian, bukti menunjukkan bahwa jumlah masalah secara keseluruhan tampaknya meningkat,” kata seorang psikolog dan direktur International Centre for Youth Gambling Problems and High-Risk Behaviours di McGill University, Jeffrey Derevensky.
Faktor biologis
Judol dapat memicu pelepasan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin, yang menciptakan perasaan senang. Orang cenderung terus berjudi untuk merasakan perasaan ini, tetapi seiring berjalannya waktu, reseptor neurotransmiter ini melemah, menyebabkan ketergantungan.
Penyebab psikologis
Stres, tekanan hidup sehari-hari, atau masalah kesehatan mental yang ada dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian dalam judol.
Penyebab sosial atau lingkungan
Paparan terhadap judol dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kecanduan, terutama jika memiliki teman atau anggota keluarga yang juga terlibat dalam perjudian online. Kecanduan judol dapat memiliki dampak serius pada individu. Dampak ini dapat mencakup:
- Efek fisik: hipertensi, gangguan pencernaan, masalah kardiovaskular, dan masalah kesehatan fisik lainnya.
- Efek psikologis: meningkatkan risiko untuk masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian.
- Efek jangka pendek: berkurangnya tabungan, perasaan menyesal atau bersalah, peningkatan konsumsi alkohol atau zat lain, dan berkurangnya waktu yang dihabiskan bersama keluarga.
- Efek jangka panjang: masalah keuangan yang serius, masalah hubungan, performa kerja yang buruk, masalah hukum, dan bahkan pikiran atau upaya bunuh diri.
sumber : Pusat Data Republika