REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat. Dalam arti, mereka yang mempelajarinya dapat berperan maslahat di tengah masyarakat. Bahkan tanpanya, orang-orang bagaikan kehilangan pelita di tengah kegelaan.
Sang hujjatul Islam (pembela Islam), Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memperinci tanda-tanda ilmu yang bermanfaat.
Pertama, ilmu itu menjadikan diri semakin takut kepada Allah.
Itulah mengapa para ulama sebagai orang yang dikaruniai Allah dapat memahami ilmu-ilmuNya justru semakin bertambah rasa takutnya kepada Allah ta'ala.
… إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ…
Artinya: … Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama… (QS al-Fatir: 28).
Kedua, ilmu itu membuat diri dapat melihat kekurangan diri sendiri.
Tanda ilmu itu manfaat adalah membuat seseorang semakin mudah untuk melihat kekurangan dan aib-aib dirinya sendiri. Sehingga ia sadar bahwa ia adalah makhluk yang tak pantas menerima pujian apapun.
Ketiga, menambah makrifat pada Allah.
Ilmu yang manfaat akan membawa seseorang semakin dekat mengenal Allah SWT. Sehingga makin bertambah keimanannya.
Keempat, mengurangi diri dari kesenangan dunia.
Ilmu yang manfaat akan menjadikan diri semakin mengekang segala hal-hal yang mendorong pada kesenangan dunia atau sebatas untuk melampiaskan nafsunya.
Kelima, makin menyenangi amal akhirat.
Justru orang yang ilmunya manfaat akan lebih senang dengan ilmunya itu untuk melakukan amal-amal yang dapat menajdi bekal akhirat.