India Boikot McDonald’s Hingga Coca-Cola, Respons Tarif Trump

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Dari McDonald’s dan Coca-Cola hingga Amazon dan Apple, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat menghadapi seruan boikot di India. Para eksekutif bisnis dan pendukung Perdana Menteri Narendra Modi mengobarkan sentimen anti-AS sebagai bentuk protes terhadap tarif yang diberlakukan Washington.

India, negara dengan populasi terbesar di dunia, merupakan pasar utama bagi merek-merek Amerika yang berkembang pesat membidik konsumen kaya yang terus bertambah. Bagi sebagian besar konsumen, merek internasional masih dianggap sebagai simbol peningkatan kualitas hidup.

India, misalnya, menjadi pasar terbesar bagi pengguna WhatsApp milik Meta. Domino’s memiliki lebih banyak gerai di India dibandingkan negara lain. Minuman seperti Pepsi dan Coca-Cola kerap mendominasi rak toko, dan masyarakat masih mengantre ketika gerai Apple baru dibuka atau kafe Starbucks menawarkan diskon.

Meski belum ada indikasi langsung penjualan akan terdampak, seruan di media sosial untuk membeli produk lokal dan meninggalkan produk Amerika kian menguat. Hal ini dipicu langkah Donald Trump yang memberlakukan tarif 50 persen atas barang dari India, yang mengguncang eksportir dan merenggangkan hubungan New Delhi–Washington.

McDonald’s, Coca-Cola, Amazon, dan Apple belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Manish Chowdhary, salah satu pendiri Wow Skin Science di India, mengunggah video di LinkedIn yang mengajak masyarakat mendukung petani dan perusahaan rintisan demi menjadikan “Buatan India” sebagai “obsesi global”. Ia mengajak belajar dari Korea Selatan yang sukses menjadikan produk makanan dan kecantikannya terkenal di dunia.

“Kita telah mengantre untuk mendapatkan produk dari ribuan mil jauhnya. Kita dengan bangga menghabiskan uang untuk merek yang bukan milik kita, sementara produsen kita sendiri berjuang mendapatkan perhatian di negara mereka sendiri,” ujarnya.

“India seharusnya memiliki Twitter, Google, YouTube, WhatsApp, dan Facebook buatan dalam negeri seperti yang dimiliki China,” kata Rahm Shastry, CEO DriveU India penyedia layanan panggilan pengemudi mobil menulis di LinkedInnya.

Faktanya, sejumlah ritel India mampu bersaing ketat dengan merek asing seperti Starbucks di pasar domestik. Namun, menembus pasar global menjadi tantangan tersendiri.

Sementara itu, perusahaan jasa teknologi informasi India telah mengakar kuat di ekonomi global. Perusahaan seperti Tata Consultancy Services (TCS) dan Infosys menyediakan solusi perangkat lunak bagi klien di seluruh dunia.

sumber : Antara

Read Entire Article