Karyawan melintas di dekat logo Bank Syariah Indonesia (BSI).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan program Tabungan Haji Berhadiah Umrah untuk mendorong masyarakat menyiapkan dana haji sejak dini. Peluncuran ini dilatarbelakangi panjangnya masa tunggu haji di Indonesia yang mencapai 16–36 tahun, dengan 62,7 persen atau sekitar 3,29 juta jamaah dalam daftar tunggu berasal dari BSI. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan tren pendaftaran haji terus meningkat, diiringi perubahan perilaku nasabah yang semakin memanfaatkan layanan digital.
“Masa tunggu haji yang panjang harus dipersiapkan dengan baik. Dengan cara terus menabung dana persiapan pelunasan haji agar 15–25 tahun mendatang dana haji sudah siap,” ujarnya dalam Ngopi Media–Launching Tabungan Haji Berhadiah Umrah di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Ia juga mengingatkan, biaya haji berpotensi naik mengikuti inflasi dan pergerakan nilai tukar. BSI mencatat pendaftar haji melalui perseroan pada 2023–2024 naik 23 persen, dengan 42 persen proses dilakukan secara daring. Dana tabungan haji tumbuh 18,74 persen secara tahunan menjadi Rp 14,2 triliun, dengan 12 persen di antaranya berasal dari kelompok usia 25–35 tahun yang sudah mulai menabung sejak dini.
Program yang berlangsung mulai 1 Agustus hingga Desember 2025 ini memberikan satu poin untuk setiap penambahan saldo Rp 1 juta, dengan syarat saldo akhir bulan dan saldo rata-rata minimal Rp 5 juta. Poin tersebut akan diundi untuk memperebutkan 50 paket hadiah umrah pada Januari 2026. Anton menegaskan, program ini bertujuan mengajak masyarakat mengatur arus kas keuangan secara rutin dan terencana.
“Tujuannya agar saat pelunasan haji, dana telah siap tanpa harus repot menjual aset maupun mencari sumber pendanaan lainnya,” kata dia.