Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit itu, dr. Syahpri terlihat tetap bersikap tenang meski mendapat perlakuan kasar di ruang ICU VIP. Dua pria yang mengaku keluarga pasien memaksanya melepas masker medis yang ia kenakan, bahkan salah satunya diduga sempat memegang leher sang dokter.
Dengan sabar, Syahpri mencoba menjelaskan bahwa penggunaan masker adalah bagian dari Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit. Namun, tekanan dari pihak keluarga membuatnya akhirnya melepas masker.
Di mata rekan sejawat, Syahpri bukan sosok biasa di dunia medis Sumsel. Ia adalah satu dari hanya 110 dokter subspesialis ginjal dan hipertensi di Indonesia. Keberadaannya di RSUD Sekayu menjadi anugerah bagi warga Muba, yang kini tak perlu jauh-jauh ke kota besar untuk berobat atau menjalani cuci darah.
Pria kelahiran Muba ini menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, melanjutkan spesialis penyakit dalam di Universitas Sriwijaya Palembang, dan meraih gelar konsultan nefrologi pada Oktober 2024. Saat ini ia berpraktik di RSUD Sekayu dan RS Bunda Medika Jakabaring Palembang.
Aksi tenang dr. Syahpri di tengah situasi panas menuai pujian luas. Warganet menilai sikapnya mencerminkan dedikasi dan profesionalisme tinggi seorang tenaga medis, meski berada dalam tekanan dan perlakuan tidak menyenangkan.