Saat dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, Raya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, dengan gejala awal demam, batuk, dan pilek. Hasil observasi mengungkapkan Raya diduga telah mengalami infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), serta mengalami infeksi paru karena tinggal bersama ayahnya yang ternyata menderita tuberkulosis (TBC).
Menurut Humas RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, Irfan Nugraha, kasus cacingan yang dialami Raya tidak biasa. Sebab, cacing-cacing yang ditemukan di tubuh Raya sudah berukuran besar.
Selama 9 hari menjalani perawatan di ruang PICU, Raya meninggal pada 22 Juli 2025.
Cacingan Bukan Masalah Sepele! Ini Dampaknya
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti kasus Raya yang sampai kehilangan nyawa karena tidak mendapat penanganan dengan cepat. Ketua PP IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), mengingatkan kasus ini bisa menjadi pelajaran bersama: Cacingan atau kecacingan pada anak tidak boleh dianggap sepele.
"Masalah kecacingan sering dianggap biasa, penyakit cacingan saja. Tetapi dengan adanya kasus di Sukabumi ini, maka kita tersadarkan bahwa masalah kecacingan bukan masalah yang biasa-biasa aja, tapi masalah kesehatan serius dan bahkan merampas masa depan anak," ujar dr. Piprim dalam webinar ‘Dampak Cacingan pada Anak’ yang diselenggarakan IDAI, Jumat (22/8).
dr. Piprim menjelaskan, kecacingan biasa disebut juga neglected tropical disease alias penyakit yang banyak terjadi di daerah tropis namun sering terabaikan. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan lebih dari 1,5 miliar orang di dunia terinfeksi penyakit ini. Dan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan.
Bahaya kecacingan pada anak bukan sekadar kehilangan nafsu makan, tetapi juga bisa dampaknya dapat mengganggu tumbuh kembang anak, seperti penurunan fungsi kognitif dan produktivitas.
"Ada parasit di dalam tubuh seorang anak atau balita yang mencuri nutrisi dari anak-anak itu. Dan tentu saja sangat merugikan masa depannya, apalagi kalau terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan," tuturnya.
Di kesempatan yang sama, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, DR. Dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, menyebut dampak cacingan memang akan begitu signifikan pada anak-anak, karena mereka masih dalam fase pertumbuhan. Bila kecacingan berlangsung lama dan tidak mendapat pengobatan, maka akan sangat berbahaya pada kesehatannya.
Masing-masing jenis cacing juga memiliki reaksi yang berbeda-beda bila sudah menginfeksi tubuh seseorang. Misalnya, cacing tambang (Ancylostoma duodenale) yang dapat menurunkan daya tahan tubuh dan mengurangi produktivitas anak.
Kemudian cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang dapat menyebabkan intoleransi laktosa, malabsorbsi vitamin A, dan mikronutrisi. Pada anak dengan infeksi kronis, bisa menyebabkan kegagalan pertumbuhan akibat...