Bahlil memastikan pasokan gas domestik sudah kembali terpenuhi dengan baik setelah insiden kebakaran pipa tersebut.
"Jadi gini, pasokan gas domestik setelah kemarin terjadi kebakaran pipa itu kita sudah dapat alokasinya. Sebenarnya tidak ada masalah sampai sekarang kan, dan sudah ada, clear," ujar Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/8).
Bahlil mengungkapkan pemerintah juga bakal mengalihkan sebagian gas yang seharusnya diekspor untuk kebutuhan dalam negeri, sekaligus menyalurkan tambahan suplai untuk menutup gangguan akibat pipa yang terdampak kebakaran.
"Jadi sebagian yang ekspor kita tidak lakukan, kita masukkan terus gas yang baru muncul juga. Kemudian kita supply untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terkait dengan pipa yang agak sedikit terbakar,” ungkap Bahlil.
Sebelumnya, pada 5 Agustus 2025, terjadi ledakan di sumur minyak dan gas bumi (migas) milik Pertamina EP di Dusun Cikaret, Desa Cidahu, Kecamatan Pegaden Barat, Kabupaten Subang. Insiden tersebut mengakibatkan gangguan distribusi gas di sejumlah wilayah.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) kemudian mengkonfirmasi adanya penurunan volume gas yang disalurkan pada Agustus 2025 dari pemasok gas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas. Kondisi itu berdampak pada pasokan gas untuk sebagian pelanggan PGN di Jawa Barat.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan penurunan pasokan gas tidak hanya disebabkan insiden kebakaran, tetapi juga faktor pemeliharaan operasional tak terencana (unplanned) di beberapa pemasok gas. Selain itu, rencana tambahan pasokan gas masih dalam tahap progres.
“Karenanya kami telah menyampaikan kepada pelanggan terdampak untuk melakukan pengaturan pemakaian gas, dan bagi pelanggan dengan sistem dual fuel untuk sementara mempersiapkan bahan bakar lainnya sebagai energi pengganti,” kata Fajriyah dalam keterangan resmi, Jumat (15/8).